Bisnis.com, PALEMBANG – Perekonomian Provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2024 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat sejalan dengan berbagai momen pendongkrak salah satunya agenda pesta demokrasi.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Nurcahyo Heru Prasetyo mengungkapkan proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi Sumsel 2024 akan berada di rentang 4,9% sampai 5,7%.
Beberapa faktor pendorong ekonomi Sumsel akan lebih baik lagi di tahun mendatang. Pertama, adanya upaya pemerintah daerah untuk memperbaiki indeks kemudahan usaha atau ease of doing business.
“Kemudian tahun depan juga ada event pemilihan umum serta cuaca yang diperkirakan relatif lebih terkendali,” ungkap Nurcahyo dalam agenda Bisnis Indonesia South Sumatra Economic Outlook 2024 di Hotel Santika, Kota Palembang, Selasa (19/12/2023).
Hanya saja, Sumsel dinilai juga patut bersiap terhadap faktor penahan yang berpotensi mengganggu perekonomian Sumsel, utamanya berkaitan dengan keberlanjutan komoditas sebagai salah satu tumpuan produk domestik regional bruto (PDRB).
Bukan tanpa sebab. Beberapa komoditas unggulan di Sumsel meliputi batu bara, pulp and paper, dan karet cenderung menurun lantaran kondisi negara tujuan ekspornya yaitu China yang belum sepenuhnya membaik.
Baca Juga
Padahal, pangsa ekspor menuju Negeri Tirai Bambu menunjukkan angka yang cukup besar yakni 39,8% untuk batu bara, pulp and paper 92,9% dan karet itu 9,28%.
“Sementara untuk CPO masih mengalami peningkatan di triwulan III/2023, karena beberapa ekspornya ditunjukkan ke negara Vietnam dan India yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi,” tambahnya.
Dia menambahkan, untuk komoditas batu bara di Sumsel, saat ini masih menghadapi kendala berupa tingginya biaya logistik mencapai 56%. Hal itu tentu menjadi permasalahan terhadap ekspor batu bara Sumsel yang juga memiliki negara kompetitor seperti Kolombia.
“Walaupun nanti akan ada penurunan permintaan karena beberapa negara sepakat untuk net zero emission, tapi karena batu bara kita memiliki share yang cukup besar untuk PDRB tentu harus dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.
Upaya yang dapat dipertimbangkan dalam mengatasi tingginya biaya logistik seperti adanya penyediaan infrastruktur yang memadai serta review kebijakan harga batu bara domestik (domestic market obligation/DMO) berdasarkan zonasi.
Dengan demikian, harapannya dapat meningkatkan kontribusi sektor batubara ke lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang ada di Sumsel.