Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pesta Demokrasi, Ekonomi Sumsel 2024 Diprediksi Tumbuh Cukup Kuat

Perekonomian Provinsi Sumsel pada 2024 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat sejalan dengan berbagai momen pendongkrak salah satunya agenda pesta demokrasi.
Husnul Iga Puspita
Husnul Iga Puspita - Bisnis.com
Selasa, 19 Desember 2023 | 20:36
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Nurcahyo Heru Prasetyo (kedua kanan) memberikan materi dalam acara Bisnis Indonesia South Sumatra Economic Outlook 2024 di Hotel Santika, Kota Palembang, Selasa (19/12/2023)./Bisnis
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Nurcahyo Heru Prasetyo (kedua kanan) memberikan materi dalam acara Bisnis Indonesia South Sumatra Economic Outlook 2024 di Hotel Santika, Kota Palembang, Selasa (19/12/2023)./Bisnis

Bisnis.com, PALEMBANG – Perekonomian Provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2024 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat sejalan dengan berbagai momen pendongkrak salah satunya agenda pesta demokrasi.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Nurcahyo Heru Prasetyo mengungkapkan proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi Sumsel 2024 akan berada di rentang 4,9% sampai 5,7%.

Beberapa faktor pendorong ekonomi Sumsel akan lebih baik lagi di tahun mendatang. Pertama, adanya upaya pemerintah daerah untuk memperbaiki indeks kemudahan usaha atau ease of doing business.

“Kemudian tahun depan juga ada event pemilihan umum serta cuaca yang diperkirakan relatif lebih terkendali,” ungkap Nurcahyo dalam agenda Bisnis Indonesia South Sumatra Economic Outlook 2024 di Hotel Santika, Kota Palembang, Selasa (19/12/2023).

Hanya saja, Sumsel dinilai juga patut bersiap terhadap faktor penahan yang berpotensi mengganggu perekonomian Sumsel, utamanya berkaitan dengan keberlanjutan komoditas sebagai salah satu tumpuan produk domestik regional bruto (PDRB).

Bukan tanpa sebab. Beberapa komoditas unggulan di Sumsel meliputi batu bara, pulp and paper, dan karet cenderung menurun lantaran kondisi negara tujuan ekspornya yaitu China yang belum sepenuhnya membaik.

Padahal, pangsa ekspor menuju Negeri Tirai Bambu menunjukkan angka yang cukup besar yakni 39,8% untuk batu bara, pulp and paper 92,9% dan karet itu 9,28%.

“Sementara untuk CPO masih mengalami peningkatan di triwulan III/2023, karena beberapa ekspornya ditunjukkan ke negara Vietnam dan India yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi,” tambahnya.

Dia menambahkan, untuk komoditas batu bara di Sumsel, saat ini masih menghadapi kendala berupa tingginya biaya logistik mencapai 56%. Hal itu tentu menjadi permasalahan terhadap ekspor batu bara Sumsel yang juga memiliki negara kompetitor seperti Kolombia.

“Walaupun nanti akan ada penurunan permintaan karena beberapa negara sepakat untuk net zero emission, tapi karena batu bara kita memiliki share yang cukup besar untuk PDRB tentu harus dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.

Upaya yang dapat dipertimbangkan dalam mengatasi tingginya biaya logistik seperti adanya penyediaan infrastruktur yang memadai serta review kebijakan harga batu bara domestik (domestic market obligation/DMO) berdasarkan zonasi.

Dengan demikian, harapannya dapat meningkatkan kontribusi sektor batubara ke lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang ada di Sumsel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper