Bisnis.com, PADANG - PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) menyampaikan pembangunan jembatan layang atau flyover Sitinjau Lauik, Kota Padang, Sumatra Barat, akan dimulai dalam waktu dekat setelah pembebasan lahan untuk proyek tersebut tuntas dilakukan.
Direktur HPSL Michael Arthur Paulus Rumenser mengatakan untuk proyek Sitinjau Lauik I ini total kebutuhan lahan 18,7 hektare, yang terdiri dari lahan hutan lindung 8,6 hektare dan lahan masyarakat 10,1 hektare. Untuk kawasan hutan lindung, soal izin telah ada, artinya tidak ada persoalan lagi.
“Jadi lahan yang masih kami tunggu untuk pembebasan lahan itu untuk kawasan lahan masyarakat, informasi dari Kementerian PU masih ada beberapa bidang lagi yang perlu dibebaskan, seperti untuk lahan tanah ulayat,” katanya, Kamis (14/8/2025).
Dia mengaku bahwa saat ini belum ada pengerjaan proyek yang bisa dimulai untuk Sitinjau Lauik I ini, namun yang telah dilakukan saat ini adalah pembangunan kantor dan tempat lainnya. “Semoga pembebasan lahan segara tuntas, dan pengerjaan flyover pun dimulai,” harapnya.
Michael menjelaskan untuk pengerjaan flyover Sitinjau Lauik ini masa pelaksanaan terhitung tahun 2025 hingga 2037 mendatang dengan biaya investasi Rp2,79 triliun.
Di kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengatakan berdasarkan informasi dari Hutama Karya bahwa pembebasan lahan ditargetkan pada Oktober 2025 mendatang, dan setelah lahan dinyatakan clear and clear, secepatnya HPSL memulai pengerjaannya.
Baca Juga
“Keberadaan flyover Sitinjau Lauik ini sangat penting, karena untuk medan jalan di Sitinjau Lauik ini rawan kecelakaan. Makanya sangat berharap, flyover hadir, dan membuat arus lalu lintas Padang - Solok yang juga merupakan jalan nasional, bisa dilalui dengan aman dan nyaman,” sebutnya.
Andre menegaskan akan terus mengawal proyek Sitinjau Lauik itu serta berharap adanya dukungan semua pihak, mulai dari masyarakat hingga pihak lainnya, sehingga rencana untuk menghadirkan akses jalan yang aman bisa terwujud nantinya.
“Untuk pembebasan lahan, memang saya berharap kerjasama masyarakat. Karena untuk pelaksanaan proyek Sitinjau Lauik ini Hutama Karya telah belajar dari proyek jalan tol Padang - Sicincin. Artinya jangan sampai pengerjaan proyek flyover ini lamban jalannya, gara-gara menunggu persoalan pembebasan lahan,” ucap dia.