Bisnis.com, BATAM - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membuka Pekan Pengembangan Ekspor Nasional di Gedung Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kamis (14/8/2025).
Pekan Pengembangan Ekspor Nasional ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kapabilitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar internasional.
"Tren pertumbuhan ekspor cukup positif tahun ini karena tumbuh sebesar 7,1%, khususnya dari UMKM. Jadi ini yang harus didorong," kata Budi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), hingga Juni 2025 transaksi ekspor dari UMKM bernilai US$90,04 juta atau setara Rp1,4 triliun.
"Dan dari jumlah tersebut, sekitar 70% pelaku UMKM yang terlibat ekspor tersebut belum pernah bertemu secara langsung dengan para pembelinya," katanya lagi.
Pertemuan hanya dilakukan secara daring pada saat business matching. "Pembeli yakin terhadap produk UMKM kita, karena selalu didampingi perwakilan dari pemerintah," ucapnya.
Baca Juga
Kemendag juga telah membentuk Export Center di Batam sebagai hub ekspor regional. Fungsinya yakni untuk mendorong produk-produk ekspor, yang terdiri dari makanan dan minuman, kerajinan, hingga fashion agar bisa dipromosikan secara langsung kepada calon pembeli.
"Banyak produk UMKM yang diminati pembeli, tetapi tidak siap memenuhi permintaan terutama terkait jumlah pasokannya," tuturnya.
Untuk itu, Kemendag gencar mengadakan pelatihan peningkatan kualitas, desain, dan daya saing produk. Perwakilan perdagangan di berbagai negara juga disiapkan membantu komunikasi lintas bahasa.
"Kalau ada pembeli dari Taiwan, China, atau negara Arab, jangan khawatir. Perwakilan kami siap membantu menerjemahkan," jelasnya.
Selain memfasilitasi ekspor, Kemendag bekerja sama dengan ritel modern di dalam negeri untuk membuka jalur distribusi yang lebih luas.
"Kalau produk sudah bisa masuk ritel modern, jalannya ke pasar ekspor akan lebih terbuka lebar," jelasnya.
Budi juga melihat tren industri fashion terus menanjak, dan menjadi peluang baru bagi para pelaku UMKM. Contohnya bisa terlihat saat ajang Jakarta Muslim Fashion Week 2026 yang akan digelar pada November 2025.
"Penetapan tren akan menggerakkan ekosistem industri dari hulu ke hilir, mulai dari tekstil, kosmetik, hingga daya beli masyarakat," jelasnya.(239)