Bisnis.com, PALEMBANG — Badan Urusan Logistik (Bulog) menyebut total penyerapan gabah setara beras di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) berada di peringkat lima besar secara nasional.
Pimpinan Bulog Wilayah Sumsel dan Babel Heriswan mengatakan di Indonesia terdapat 11 kantor wilayah yang merupakan sentra produksi.
“Secara peringkat kita termasuk kelima besar dari 11 sentra produksi,” katanya, Senin (19/5/2025).
Dia memerinci sampai dengan pertengahan Mei 2025 penyerapan di Bulog Kanwil Sumsel Babel telah mencapai 133.833 ton gabah kering panen (GKP) dan beras sebanyak 25.721 ton.
Sehingga jika dikonversikan penyerapan di Sumsel Babel telah terealisasi mencapai 97.000 ton “Dan kami masih memiliki sisa waktu untuk mencapai 100.000 ton sampai akhir Mei nanti,” ujarnya.
Heriswan mengatakan di Kantor Perwakilan Sumsel dan Babel, penyerapan tertinggi berada di wilayah Sumsel dengan jumlah 82 ribu ton.
Baca Juga
Adapun rincian penyerapan pada setiap kantor cabang (Kancab) di Sumsel meliputi Kancab Ogan Komering Ulu sebanyak 12.005 ton dengan gudang di OKU, OKU Timur dan OKU Selatan.
Kemudian di Kancab Lubuk Linggau penyerapan terealisasi 1.890 ton dengan gudang berada di Musi Rawas, Musi Rawas Utara dan Lubuk Linggau, Kancab Lahat sebanyak 21,3 ton dan gudangnya terletak di Lahat, Muara Enim, Prabumulih, Pali, Pagar Alam dan Empat Lawang.
Sedangkan untuk Kancab Bangka penyerapan mencapai 621 ton dan Kancab Belitung 9,6 ton.
“Semua itu tersimpan di gudang bulog dan sekarang kita juga sudah melakukan kerja sama dengan mitra untuk menambah kapasitas penyimpanan hasil penyerapan,” tuturnya.
Heriswan juga mengklaim bahwa hasil penyerapan yang saat ini berada digudang terus dijaga kualitasnya melalui beberapa treatment yang dilakukan.
Seperti menggunakan gas atau asap (fumigan) untuk mengendalikan hama yang mungkin terdeteksi di gudang.
Hal itu, imbuhnya, berlaku juga untuk setiap gudang-gudang tambahan dari mitra yang saat ini mencapai kapasitas 35.000 sampai 40.000 ton.
“Setiap gudang itu kita ada petugasnya yang akan memeriksa dan menjaga kualitas beras dari hasil serapan petani,” pungkasnya.