Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batam Punya Potensi Jangka Panjang sebagai Pusat Manufaktur Strategis

Sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung ekonomi Batam menjadikannya lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani (tengah) sedang menyampaikan pemaparan mengenai prospek ekonomi daerah itu dalam event Batam Investment Forum 2025, di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (17/7/2025). Forum diskusi ini digelar Bisnis Indonesia bersama BP Batam, didukung oleh Bank Mandiri, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, dan Apindo Batam.
Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani (tengah) sedang menyampaikan pemaparan mengenai prospek ekonomi daerah itu dalam event Batam Investment Forum 2025, di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (17/7/2025). Forum diskusi ini digelar Bisnis Indonesia bersama BP Batam, didukung oleh Bank Mandiri, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, dan Apindo Batam.

Bisnis.com, BATAM – Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau hingga kini masih menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi jangka panjang, dalam pengembangan industri manufaktur berkelanjutan di Indonesia. 

Hal ini disampaikan Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani, dalam paparannya mengenai prospek ekonomi daerah itu dalam event Batam Investment Forum 2025 yang digelar Bisnis Indonesia bersama BP Batam, didukung oleh Bank Mandiri, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, dan Apindo Batam.

Menurut Dendi, Batam memiliki keunggulan karena pertumbuhan industrinya tidak berbasis pada sumber daya alam yang terbatas, seperti halnya kawasan-kawasan lain yang bertumpu pada sektor pertambangan. 

Dia menyebut, sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung ekonomi Batam menjadikannya lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Kalau wilayah lain seperti Sulawesi dan Maluku Utara tumbuh pesat karena tambang, Batam berbeda karena basisnya adalah industri manufaktur. Ini lebih sustainable," ujarnya, Kamis (17/7/2025).

Dendi menilai posisi geografis Batam yang berada di jalur perdagangan utama Asia Tenggara menjadi keunggulan tersendiri. Batam juga dinilai mampu bersaing dengan kawasan industri regional seperti Johor, Malaysia, karena menawarkan biaya tenaga kerja dan sewa lahan yang relatif lebih kompetitif.

"Upah minimum di Batam masih bersaing dibanding Johor. Selain itu, tenaga kerja yang tersedia juga cukup melimpah, didominasi lulusan SMA dan perguruan tinggi," jelas Dendi.

Dalam konteks global, Dendi menyoroti dampak dari tensi geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Menurutnya, situasi tersebut membuka peluang relokasi industri dari Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Relokasi industri dari Tiongkok adalah peluang besar. Negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand sudah bersaing ketat, dan Batam punya potensi besar untuk ikut mengambil bagian," tambahnya.

Namun, ia juga mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas layanan dan penyelesaian persoalan legalitas lahan yang masih menjadi tantangan di Batam. Selain itu, peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan vokasi juga dianggap krusial untuk meningkatkan daya saing.

Dari sisi pariwisata, Batam dinilai punya potensi besar sebagai tujuan wisata regional. Meski kunjungan wisatawan mancanegara ke Batam belum kembali ke level sebelum pandemi dimana tercatat sekitar 2 juta kunjungan per tahun pada 2019, Dendi menyebut peluang tetap terbuka, mengingat banyak wisatawan dari Singapura dan Malaysia yang menjadikan Batam sebagai destinasi utama.

"Pergerakan wisatawan regional tinggi sekali. Kita bisa belajar dari Thailand dan Malaysia yang mayoritas turisnya berasal dari negara tetangga. Batam juga bisa menjadi magnet wisata jika potensi ini dimaksimalkan," ujarnya.

Adapun Bank Mandiri mendorong agar pengembangan kawasan industri seperti Batam difokuskan pada peningkatan ekosistem investasi, dukungan infrastruktur, kepastian hukum, serta integrasi dengan pasar global agar dapat menjawab tantangan geopolitik dan dinamika ekonomi internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro