Bisnis.com, BATAM - Bisnis Indonesia Forum bertajuk Batam Investment Forum (BIF) 2025 menjadi ajang bagi para pelaku usaha khususnya di sektor industri untuk menyuarakan kegelisahannya terkait berbagai macam isu global dan lokal, yang menghambat pertumbuhan investasi di Batam.
Adapun sejumlah persoalan yang menjadi muara kekhawatiran para pelaku sektor industri, mulai dari harga gas bumi yang mahal, munculnya saingan berat dari Johor Singapore Special Economic Zone (SEZ) hingga persoalan tarif Trump yang dinilai bisa menghambat kinerja ekspor Batam.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Achmad Ma'ruf Maulana mengatakan saat ini harga gas Batam lebih mahal dari Johor di Malaysia.
Ia mendorong agar kebutuhan gas dalam negeri segera dicukupi untuk menunjang peningkatan realisasi investasi di Batam.
"Mengapa gas musti diekspor. Di dalam negeri kita butuh sekali. Industri kita butuh gas, apalagi sekarang banyak peluang investasi yang bisa digarap untuk pertumbuhan Kepri," katanya saat memberikan kata sambutan di acara BIF.
Menurut Ma'ruf, peluang investasi di Batam ini masih terbuka lebar, terutama di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca Juga
"Ada 29 perusahaan EBT di Batam, rata-rata mempekerjakan 500 orang, dan investasi rata-rata Rp1 triliun. Ini bisa jadi kekuatan ekonomi besar, yang membuat Batam tumbuh pesat," ujar Ma'ruf yang juga Presiden Direktur (Presdir) Wiraraja Group di Batam.
Mengenai Tarif Trump, ia mengaku memberikan apresiasi kepada Presiden karena mampu bernegosiasi terkait penurunan tarif resiprokal tersebut.
"Tarif Trump dari 32% jadi 19%, ini termurah di Asia Tenggara. Kami sendiri ada pabrik solar panel yang fokus ekspor ke Amerika. Kalau masih 32%, maka bisa tutup perusahaan kita," paparnya.
Selanjutnya, ia juga meminta Batam mewaspadai pesaing regional Asia Tenggara, terutama Johor Singapore Special Economic Zone (SEZ) yang baru diluncurkan tahun lalu.
"Johor Singapore SEZ dapat investasi yang cukup luar biasa. Tapi saya optimis Batam bisa jadi kekuatan ekonomi terdepan jika digarap dengan baik," ungkapnya.
HKI juga telah menyiapkan program khusus bernama Paket Ekonomi HKI, dimana tenant baru di kawasan industri bisa mendapat relaksasi berupa lima tahun gratis perizinan penting seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan lainnya.
"Kita berkoordinasi dengan kementerian terkait. Ada juga nanti tax holiday. Ini merupakan inisiatif kami dari para pelaku kawasan industri, agar bagaimana Indonesia bisa jadi tujuan investasi," tegasnya.(239)
Caption :