Bisnis.com, BATAM - Investor asal China, Xinyi Group direncanakan mulai membangun pabrik kaca di Rempang Eco City dalam waktu dekat. Total investasi yang akan digelontorkan diperkirakan mencapai Rp 381 triliun.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, investor asal China itu masih menunjukkan komitmen untuk berinvestasi di proyek strategis nasional tersebut.
Susiwijono menjelaskan, kalau Xinyi menjadi tolok ukur investor asing terhadap Batam. Untuk itu, dia berharap tidak ada gangguan oleh isu-isu yang membuat iklim dunia usaha tidak kondusif.
Saat berada di Batam baru-baru ini, dia menyebut perang dagang yang semakin intensif antara China dan Amerika menjadi berkah bagi Batam.
"Bukan hanya Xinyi, perusahaan-perusahaan asal China memang lagi nyari lokasi baru karena isu geopolitik terkait perang dagang. Ini blessing buat kita," katanya.
Menurut Susiwijono, tujuan utama dari PSN bukan hanya dari sisi investasi, tetapi juga percepatan pembangunan infrastruktur. "Jadi ini penyelesaian dasar yang arahnya ke sana, bukan insentif fiskal dan lainnya karena di free trade zone (FTZ) dan kawasan ekonomi khusus (KEK) sudah ada," jelasnya.
Baca Juga
PSN juga akan memberikan kemudahan dalam perizinan dasar tata ruang, lokasi, pelepasan kawasan, sampai nanti siap dialokasikan kepada investor.
"Selanjutnya siapkan infrastruktur pendukung seperti air dan listrik. Saya optimistis investor pasti akan ngantre masuk ke Batam," jelasnya.
Untuk diketahui, Xinyi telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk pembangunan fasilitas pabrik kaca senilai Rp175 triliun di Pulau Rempang.
Rencananya, pabrik kaca yang akan mereka bangun membutuhkan lahan seluas 2.300 hektare. Lokasinya tepat di wilayah Sembulang, Kelurahan Rempang Cate yang berada di bagian timur Pulau Rempang.
Susiwijono juga menjelaskan beberapa persoalan yang menjadi prioritas Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam meningkatkan capaian investasi ke depan.
Satu di antaranya adalah penyempurnaan layanan investasi antara lain dengan memperbaiki database dan audit Land Management System (LMS) sebagai tata kelola pelayanan pertanahan.
"Sesuai arahan DPR RI, maka pengalokasian lahan pun akan dihentikan sementara demi menjaga transparasi dan good governance," ungkapnya.
Ia berharap, seluruh perbaikan tata kelola yang sedang berlangsung saat ini semakin meningkatkan peran BP Batam sebagai penggerak ekonomi nasional.
"Kita ingin upaya dalam pengembangan ekonomi mampu menciptakan situasi kondusif agar investasi terus meningkat," paparnya.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan tema pembangunan Batam tahun depan akan berfokus pada percepatan peningkatan investasi melalui pengembangan kawasan dan pembangunan infrastruktur, termasuk percepatan Rempang Eco-City.
"BP Batam bertugas untuk menarik investasi. Tujuannya tentu tidak lain agar ekonomi daerah bisa terus tumbuh dan memberikan manfaat terhadap masyarakat secara keseluruhan," tambahnya.
Rudi juga menyebut proses pembangunan sebanyak 961 hunian permanen di Tanjung Banon, Rempang. Targetnya selesai pada tahun depan.
Ia juga memastikan status lahan dari PSN Rempang Eco City akan segera mengantongi hak pengelolaan lahan (HPL) BP Batam.
Untuk saat ini, total warga Rempang yang sudah pindah ke Tanjung Banon sebanyak 42 kepala keluarga (KK). Sementara itu, ratusan KK lainnya masih menunggu antrean rampungnya pekerjaan rumah pilihan masing-masing hingga 31 Desember 2024.