Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Prediksi Ekonomi Sumbar hingga Akhir 2024 Tumbuh di Bawah 5%, Ini Sebabnya

Prediksi BI ini melihat dari kondisi pertumbuhan ekonomi Sumbar pada kuartal III/2024 secara yoy 4,33%.
Kondisi progres pembangunan Jalan Tol Padang-Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (24/10/2024/Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Kondisi progres pembangunan Jalan Tol Padang-Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (24/10/2024/Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra Barat pada tahun ini berada di bawah 5%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumbar M. Abdul Majid Ikram menjelaskan prediksi BI ini melihat dari kondisi pertumbuhan ekonomi Sumbar pada kuartal III/2024 secara yoy 4,33%.

Kondisi yang terjadi pada kuartal III/2024 itu, kata Majid, di bawah perkiraan BI semula, meskipun pihaknya telah memprediksi beberapa lapangan usaha (LU) akan melambat, tetapi tidak selemah yang BI duga.

"Ekonomi Sumbar hanya akan berpangku pada siklus-siklus pendek, seperti Ramadan, Idul Fitri, libur sekolah dan Nataru [natal dan tahun baru]," katanya, Rabu (6/11/2024).

Dengan demikian, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar hingga penutupan tahun 2024 nanti pada angka 4,8%. Hal ini melihat pada siklus perekonomian Sumbar ada satu momen yang akan dihadapi yakni liburan Nataru.

Artinya andil dari liburan Nataru tidak akan begitu besar berperan pada pertumbuhan ekonomi Sumbar pada penutupan tahun 2024.

"Jadi, untuk keseluruhan tahun 2024 ini kami hanya memprediksi growth [pertumbuhan] di bawah 5%," ujarnya.

Majid menyampaikan agar perekonomian Sumbar bisa tumbuh lebih baik pada kuartal IV/2024, perlu bagi pemerintah daerah menciptakan booster (pemacu) yang mampu membuat menarik iklim investasi dan iklim usaha. 

Dia melihat bahwa investor akan masuk ke Sumbar, terutama pada sektor investasi bangunan termasuk tol dan energi, pariwisata Mentawai, dan Sumbar perbatasan, dan yang tidak kalah penting yakni kawasan industri terutama berbasis CPO.

"Tapi sebagaimana yang pernah kami sampaikan bahwa jika tidak ada booster, maka ekonomi Sumbar hanya akan berpangku pada siklus-siklus pendek itu," tegasnya.

Untuk itu, BI menyarankan kepada kepala daerah yang akan mengerjakan RPJ Menengah 2025-2030, harus mampu menjadi dirigen yang mengorkestrasi Pemkab dan Pemkot pembangunan provinsi Sumbar.

"Mumpung 2025 pemimpin-pemimpin daerah, gubernur dan bupati/walkot akan mengerjakan RPJ Menengah 2025-2030, agar melakukan Rakorda-rakorda [rapat koordinasi daerah] rutin," tutup Majid.

Sebelumnya, Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Sumbar pada kuartal III/2024 tumbuh sebesar 4,33% (yoy) dibandingkan dengan kuartal III/2023.  

Hal tersebut didorong dari lapangan usaha jasa lainnya serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, secara berurutan mengalami pertumbuhan yang paling signifikan yaitu sebesar 11,75% dan 8,16%.

Kemudian diikuti jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,30%, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,09%. Serta lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 2,75%.

Sementara itu, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 4,03%, diikuti oleh transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 6,04%. Untuk pertumbuhan ekonomi Sumbar sampai dengan kuartal III/2024 tumbuh sebesar 4,48% (ctc). 

BPS mencatat seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kata Sugeng, termasuk lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib serta jasa keuangan dan asuransi keduanya mengalami pertumbuhan yang paling signifikan, yaitu sebesar 8,39% dan 6,71%, diikuti jasa lainnya serta penyediaan akomodasi dan makan minum yang sama-sama tumbuh sebesar 6,51%.

Selanjutnya untuk lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 2,43%, kemudian lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 4,53%, dan lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 5,83%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper