Bisnis.com, PALEMBANG – Struktur perekonomian Sumatra Selatan yang masih ditopang sektor usaha pertambangan dan penggalian perlu segera diubah ke sektor pertanian maupun industri pengolahan agar berdampak terhadap penurunan kemiskinan provinsi itu.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumsel, Afrian Joni, mengatakan pihaknya meyakini struktur pendapatan domestik regional bruto (PDRB) berubah maka bisa mengatasi angka kemiskinan yang masih dua digit.
“Kami puas dengan pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 6,04% atau di atas nasional, namun mengapa Sumsel masih miskin? Makanya kita perlu mengubah struktur PDRB-nya,” katanya, Rabu (6/2/2019).
Joni menjelaskan sebetulnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penurunan angka kemiskinan bisa sejalan jika sektor lapangan usaha yang mendominasi juga berkaitan dengan variable penurunan kemiskinan.
Dia memaparkan salah satu indikator kemiskinan menyangkut kesehatan, pendidikan dan daya beli. Jika pemerintah dapat meningkatkan sektor pertanian dan hortikultura yang selama ini berada di perangkat ketiga struktur PDRB Sumsel, maka diyakini angka kemiskinan yang saat ini sebesar 12,80% bisa turun.
“Pasalnya mayoritas profesi masyarakat di pedesaan juga berkenaan dengan pertanian,seperti karet. Sehingga, ketika sektor pertanian bagus maka berpengaruh terhadap daya beli petani. Jadi jangan cuma sektor tambang yang ditingkatkan,” katanya.
Baca Juga
Dia mengatakan pemprov berupaya mengarahkan pertambangan yang didominasi komoditas batu bara ke industri hilir atau industri pengolahan, sehingga terdapat nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak.
“Oleh karena itu gubernur concern menyiapkan regulasi yang mendukung penurunan kemiskinan sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, seperti peraturan gubernur terkait penyerapan tenaga kerja lokal,” katanya.
Sementara itu berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik sumber pertumbuhan ekonomi Sumsel tertinggi pada 2018 berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,99%.
Selanjutnya disusul oleh industri pengolahan dengan sumber pertumbuhan 1,04% dan pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 038%.
Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan angka pertumbuhan ekonomi dan angka kemiskinan seringkali tidak sejalan.
“Namun tetap ada proses untuk penurunan angka kemiskinan di suatu daerah, Sumsel masih memiliki potensi untuk menurunkan angka kemiskinan yang masih dua digit,” katanya.