Bisnis.com, PALEMBANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Selatan memaparkan sejumlah fenomena yang terjadi pada sumber pertumbuhan ekonomi Sumsel pada kuartal I/2018 yang tumbuh 5,89% dari sisi lapangan usaha, terutama industri pengolahan, pertambangan dan pertanian di provinsi itu.
Kepala BPS Sumsel Yos Rusdiansyah mengatakan pada periode tersebut sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi yakni sektor pertambangan dan penggalian yakni sebesar 1,19%.
"Fenomena yang terjadi pada sektor itu yakni pemerintah daerah telah menerbitkan izin usaha pertambangan energi sehingga tidak ada lagi usaha yang ilegal," katanya, Senin (7/5/2018).
Dia melanjutkan fenomena lainnya berkaitan dengan kinerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk, perusahaan tambang pelat merah yang beroperasi dan mendominasi produksi tambang batubara di Sumsel.
Menurut Yos, kinerja keuangan perseroan Maret 2018 cukup membanggakan, terbukti laba usaha 2018 naik menjadi Rp2,04 triliun dibanding tahun lalu sebesar Rp1,22 triliun.
Produksi batu bara PTBA pada kuartal I juga meningkat jadi 5,3 juta ton dari sebelumnya 4,4 juta ton.
Baca Juga
"Peningkatan ini didorong oleh beberapa hal. Salah satunya naiknya volume angkutan dari PT KAI," katanya.
Fenomena lain terjadi pada sektor industri pengolahan yang juga menjadi sektor pertumbuhan tertinggi.
Menurut Yos industri pengolahan meningkat didorong beroperasinya pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yakni Semen Baturaja II yang mampu menambah kapasitas produksi sebanyak 1,8 juta ton.
Sementara untuk sektor pertanian yang masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi utama Sumsel melambat pada kuartal I/2018 menjadi 2,66 dari periode yang sama tahun sebelumnya 3,53%.
Adapun fenomena yang terjadi, kata dia, berkaitan dengan masih berlangsunya panen padi.
"Selain itu target luasan cetak sawah di Sumsel berkurang signifikan dari tahun lalu," katanya.
Dia menjelaskan tahun lalu cetak sawah Sumsel mencapai 10.500 hektare sementara tahun ini hanya 1.500 ha yang cuma tersebar di 3 kabupaten, yakni OKI, OKU Timur dan Musi Banyuasin.