Dari Trauma ke Harapan Baru
Kisah hutan Salibutan bukan sekadar cerita lingkungan, melainkan juga perjalanan sosial. Puluhan tahun, masyarakat hidup dalam bayang-bayang pembalakan liar. Aktivitas ilegal itu bahkan dianggap lumrah karena minim pengawasan.
Namun, trauma masa lalu kini perlahan berganti dengan kebanggaan. Hutan yang dulu gundul kini kembali hijau. Satwa mulai muncul, sungai tetap jernih, dan wisata alam berkembang.
Dari sektor ekonomi, rantai baru terbentuk wisata Nyarai menarik wisatawan lokal dan mancanegara, KUPS Kandis Bundo Gamaran memproduksi olahan buah, dan masyarakat mulai merintis budidaya madu kelulut.
“Kalau dulu suara yang terdengar adalah gergaji mesin, sekarang yang terdengar deru air sungai dan canda wisatawan,” ujar seorang warga sambil tertawa kecil.
Meski sudah jauh melangkah, perjalanan masih panjang. Produk asam kandis harus melewati proses perizinan agar bisa menembus pasar luas. Promosi dan distribusi juga perlu dukungan, mengingat desa ini berada di kawasan yang cukup jauh dari pusat kota.
Selain itu, tantangan menjaga hutan tetap ada. Tekanan ekonomi bisa saja menggoda sebagian warga kembali menebang kayu. Karena itu, Ritno menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan usaha berbasis hutan. “Kalau ekonomi masyarakat berjalan, otomatis hutan akan tetap terjaga,” ujarnya.