Bisnis.com, SIAK - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofik puji PT Kimia Tirta Utama (KTU), perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Siak, Riau dalam mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Ia berharap keseriusan perusahaan kelapa sawit Grup Astra Agro ini menjadi contoh. Latihan dan kesiapan tim serta pelibatan masyarakat maupun pihak terkait sebaiknya terus ditingkatkan supaya sesuai dengan skenario pencegahan karhutla.
“Kami sangat ingin kewaspadaan ini tidak hilang,” katanya usai melihat langsung sarana prasarana pencegahan dan penanganan karhutla dari tim kesiapan tanggap darurat (TKTD) PT KTU, Sabtu (10/5).
Kunjungan ke PT KTU ini dilakukan Menteri Lingkungan Hidup usai menggelar Konsolidasi Kesiapan Personil dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan di Provinsi Riau.
Tim tanggap darurat merupakan bagian dari upaya sistematis dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla. Tim ini dibekali pelatihan serta sarana dan prasarana sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 6 Tahun 2025 tentang pembukaan dan atau pengolahan lahan perkebunan tanpa membakar.
Climate & Conservation Management Manager Astra Agro, Dian Ary Kurniawan, menjelaskan bahwa PT KTU sebagai bagian dari Astra Agro menerapkan Fire Management System, sebuah sistem pengendalian kebakaran berbasis empat pilar utama: prevention, readiness, quick response, dan society partnership.
“Pencegahan dilakukan melalui identifikasi area rawan berdasarkan data historis hotspot dan aktivitas masyarakat, didukung oleh sistem peringatan dini,” ujar Dian Ary.
Ia menjelaskan, kesiapsiagaan mencakup pelatihan, simulasi, dan pembangunan infrastruktur seperti menara pantau serta sumber air. Deteksi dan pemadaman dini menjadi bagian dari respon cepat, sementara kemitraan dengan masyarakat dilakukan melalui kegiatan patroli bersama.
“Kami sangat ingin (kesiapan) ini bisa diimplementasikan di semua lokasi,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Hanif.
Selain kesiapsiagaan teknis, kunjungan juga menyoroti aspek preservasi lingkungan. Menteri Hanif mengunjungi area berstatus Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di dalam wilayah perkebunan PT KTU. Di area ini, PT KTU menerapkan praktik pelestarian keanekaragaman hayati, termasuk perlindungan terhadap spesies flora dan fauna yang dilindungi dan endemik. Praktik ini sesuai dengan komitmen Astra Agro terhadap sustainability.
Sebanyak 4 spesies mamalia, 13 spesies burung, dan 3 jenis tumbuhan yang dilindungi, dilaporkan hidup dan terpantau di area ini. Di antaranya terdapat Beruk (Macaca nemestrina) dan Takur ampis Sumatera (Caloramphus hayii) yang merupakan spesies endemik dan berstatus terancam punah.
Menteri Hanif juga secara simbolis melakukan penanaman pohon endemik sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian hayati di kawasan industri perkebunan.
Kunjungan ini menjadi sinyal positif atas kolaborasi antara sektor industri dan pemerintah dalam penguatan mitigasi risiko lingkungan dan pemulihan ekosistem. Astra Agro melalui PT KTU menunjukkan bahwa tata kelola perkebunan berkelanjutan dan ramah lingkungan adalah sebuah keniscayaan di tengah tantangan perubahan iklim.