Bisnis.com, PEKANBARU — Petani di Kota Pekanbaru mulai menggarap budi daya jagung pipil dengan potensi produksi mencapai ratusan ton. Salah satu kelompok yang aktif membudidayakan komoditas ini adalah Kelompok Tani Amara Jaya di Kecamatan Binawidya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru Maisisco saat meninjau langsung lahan seluas 18 hektare milik kelompok tersebut menyampaikan apresiasi atas semangat para petani dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Alhamdulillah, kami melihat langsung aktivitas petani di Jalan Uka, Kecamatan Binawidya. Mereka membudidayakan jagung pipil di lahan sekitar 18 hektare yang tersebar di beberapa titik. Produksi diperkirakan mencapai 20 ton per hektare, artinya total panen bisa tembus 200 hingga 300 ton,” ujarnya, Kamis (8/5/2025).
Maisisco menambahkan, penanaman jagung pipil ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan program swasembada jagung yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Kementerian Pertanian. Budi daya dilakukan secara swakelola oleh 19 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Amara Jaya.
Untuk mendukung distribusi hasil panen, DKP Pekanbaru juga telah berkoordinasi langsung dengan Perum Bulog Riau-Kepri agar dapat menyerap hasil jagung pipil dari petani.
“Saya sudah hubungi langsung dari lapangan dan menghubungkan dengan petaninya. Harapannya, begitu panen, petani tidak kesulitan menjual hasilnya,” tambahnya.
Baca Juga
Sementara itu, Azis, Koordinator Kelompok Tani Amara Jaya, menyebutkan bahwa tanaman jagung mereka sudah berusia dua bulan dan diperkirakan bisa dipanen bulan depan.
“Awalnya kami petani semangka dan melon. Tapi setelah mendengar program Presiden soal swasembada jagung, kami sepakat untuk mencoba tanam jagung pipil,” ujarnya.
Namun, Azis mengakui pihaknya masih kekurangan alat pendukung, terutama mesin pemipil jagung. “Kami sudah sewa traktor untuk olah lahan. Tapi untuk alat pemipil, kami masih terkendala. Kami harap DKP bisa bantu pengadaannya,” ungkapnya.
Dia juga berharap jika pemasaran jagung tidak mengalami hambatan, maka kelompoknya akan terus menanam jagung ke depannya. “Tapi kalau pasarnya susah, kami akan kembali ke komoditas lain seperti melon, semangka, cabai, atau sayuran,” jelasnya.
Azis pun menekankan pentingnya dukungan pemerintah, terutama dalam penyediaan sarana dan akses pasar. “Kami ini petani di Pekanbaru, jadi sangat berharap Pemko juga bantu kami agar bisa terus berproduksi dan berkontribusi untuk ketahanan pangan daerah,” pungkasnya.