Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut) mengungkap tingkat inflasi tahunan Sumut pada Januari 2025 sebesar 1,78% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari nasional yang mencatatkan inflasi sebesar 0,76% (yoy).
Kepala BPS Sumut Asim Saputra menyampaikan, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih mendominasi besaran inflasi di Sumut dengan andil 1,99%, dan mengalami inflasi sebesar 5,6% (yoy) pada Januari 2025 terhadap Januari 2024.
"Lima komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2025 yakni cabai merah, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), minyak goreng, dan bawang merah," kata Asim saat membacakan rilis Berita Resmi Statistik, Senin (3/2/2025).
Disampaikan Asim, andil pergolakan harga cabai merah dalam inflasi tahunan Sumut pada Januari sebesar 0,44%. Disusul emas perhiasan 0,29% dan sigaret kretek mesin 0,25%.
Tingginya harga minyak goreng dan bawang merah beberapa waktu terakhir juga memberi andil sebesar masing-masing 0,25% dan 0,21% dalam inflasi tahunan Sumut Januari 2025.
Adapun untuk kelompok penyumbang deflasi terbesar pada periode ini ialah Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mengalami deflasi sedalam 6,87% (yoy) dan berandil -1,09%.
Baca Juga
"Ini berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, misalnya diskon tarif listrik yang berlaku untuk bulan Januari dan Februari," sambung Asim.
Tarif listrik tercatat menjadi komoditas yang berandil paling besar menyumbang angka deflasi di Sumut, yakni hingga 1,15%.
Adapula tomat yang menyumbang deflasi 0,42%; jeruk dan angkutan udara yang masing-masing menyumbang deflasi 0,05%; serta maraknya potongan harga sabun cair/ cuci piring yang berimbas pada deflasinya komoditas ini sedalam 0,04%.
Sedangkan secara bulanan atau posisi Januari 2025 terhadap Desember 2024, Sumut juga mencatatkan angka inflasi sebesar 0,07% (mtm), sementara nasional justru mengalami deflasi 0,76% (mtm).
Cabai merah disebut Asim masih menjadi komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar dengan andil 0,52%; diikuti bawang merah (0,52%); cabai rawit (0,12%); wortel (0,06%); dan kelapa (0,06%). (K68)