Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terjerat Aturan EUDR, Kinerja Ekspor Karet Sumut Tertekan

Aturan anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR (The European Union on Deforestation-free Regulation) telah menekan kinerja ekspor karet alam dari Sumut.
karet
karet

Bisnis.com, MEDAN – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut) menyebut aturan anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR (The European Union on Deforestation-free Regulation) telah menekan kinerja ekspor karet alam dari Sumut.

Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan hal itu lantaran buyer karet alam Sumut ialah pabrik ban dari pasar Eropa di mana mereka memprioritaskan membeli karet dari penjual yang memenuhi regulasi baru tersebut.

“Ekspor untuk pengapalan Juni hampir 100% berdasarkan kontrak jangka panjang (Long Terms Contract/ LTC), mayoritas adalah karet yang mengikuti regulasi anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR. Buyer dari pabrik ban utama saat ini prioritasnya membeli karet yang memenuhi 'aturan EUDR',” kata Edy dalam keterangan tertulis, Rabu (10/7/2024).

Edy menjelaskan, sejauh ini ada 6 negara Eropa yang menjadi tujuan ekspor karet Sumut, yakni Prancis, Slovenia, Italia, Jerman, Belgia, Spanyol, dan Luksemburg dengan pengapalan karet pada Juni 2024 sebesar 7,53% dari total ekspor. Ekspor tersebut adalah karet remah (berupa SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban.

Dari catatan Gapkindo, volume ekspor karet alam asal Sumut untuk pengapalan Juni 2024 mencapai 19.557 ton. Dikatakan Edy, meski ada peningkatan hingga 25,21% dibanding pengapalan Mei (month-to-month), volume ekspor karet Sumut ini tercatat turun sebanyak 23,97% secara tahunan. Pada Juni 2023, pengapalan karet Sumut mencapai 25.724 ton.

“Realisasi ekspor ini masih jauh dari rata-rata normal volume ekspor bulanan sekitar 42 ribu ton, bahkan pada April 2011 mencapai 54 ribu ton,” tambahnya.

Kinerja ekspor karet alam Sumut juga berpotensi semakin tertekan lantaran saat ini negara tujuan non-Eropa juga mempersyaratkan pemenuhan EUDR. Mereka adalah industri ban dimana produk ban tersebut juga akan dipasarkan ke Eropa.

Edy mengatakan, kesulitan pabrik pengolahan karet memenuhi regulasi EUDR mengakibatkan volume ekspor sulit bangkit. Pelaku usaha tidak dapat berbuat banyak memenuhi regulasi EUDR, sebab sebagian besar sumber bahan baku adalah karet rakyat.

“Perlu dukungan pemerintah setidaknya untuk aspek legalitas lahan dan bebas deforestasi,” kata Edy.

Berdasarkan data Gapkindo Sumut, ekspor karet pada pengapalan Juni 2024 menyasar 23 negara tujuan dengan 5 (lima) posisi teratas adalah 1) Jepang sebanyak 40,23% dari total ekspor; 2) Amerika Serikat sebanyak 23,55%; 3) India 4,74%; 4) Polandia 4,43%; dan 5) Luksemburg 3,09%.

Sementara harga karet SICOM-TSR20 rata-rata bulan Juni 2024 sebesar 173,85 sen AS per kg atau naik sebesar 5,11 sen dari rataan bulan Mei.

 “Saat ini kembali terjadi penurunan yang sangat signifikan. Di bursa berjangka karet Singapura, harga closing SICOM-TSR20 pada 8-Juli kemarin sebesar 161,7 sen AS,” jelas Edy.

Sementara itu, lanjut dia, kebun karet di wilayah Sumatra Utara saat ini produksinya juga tengah terganggu karena curah hujan yang tidak menentu. Diperkirakan pasokan bahan olah karet (BOKAR) bulan ini masih terbatas. Edy menyebut kondisi ini akan mempengaruhi kinerja produksi pabrik pengolahan karet karena ketersediaan bahan baku yang berkurang. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper