Bisnis.com, JAKARTA - Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) menyiapkan sekitar 20 ton garam di Posko TMC Lanud Roesmin Nurjadin untuk pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca di Provinsi Riau dan Jambi dalam 15 hari ke depan.
Tri Handoko Seto, Kepala BBTMC-BPPT, menyampaikan bahwa penerbangan penyemaian awan di Riau dan Jambi akan dilaksanakan ketika awan potensial terlihat.
“Pesawat baru didatangkan kemarin dari Skuadron Udara 4 Malang, tipe Casa 212 reg A-2107. Sehingga pelaksanaan akan dimulai segera,” ujar Tri Handoko,seperti dikutip dari pernyataan resmi, Rabu (13/5/2020).
Adapun, operasi TMC di Provinsi Riau merupakan kelanjutan operasi sebelumnya yang telah dilaksanakan pada 11 Maret—2 April 2020.
Faisal Sunarto, koordinator lapangan Posko TMC Pekanbaru mengatakan wilayah rawan sepanjang Pesisir Timur Riau hingga Jambi menjadi target TMC kali ini. Selama 15 hari mendatang, operasi TMC dari Posko Pekanbaru akan menjangkau hingga Jambi.
“Potensi awan di wilayah Riau dan Jambi dalam dua minggu ke depan cukup baik untuk dilaksanakan penyemaian,” ujarnya.
Posko TMC Pekanbaru dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin di Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.
Tim TMC pun diperkuat oleh 6 staf BBTMC termasuk Korlap dan Flight Scientist ditambah pilot dan co pilot. Sementara untuk bahan semai, lanjut Faisal, telah dipasok sekitar 20 ton garam NaCL guna kebutuhan selama operasi TMC.
Yudi Anantasena, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, BPPT mengatakan Tim TMC juga mampu meredam hotspot di Provinsi Riau pada operasi sebelumnya.
”Pada Maret hingga awal April, dilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan. Hotspot turun hingga sempat 0 titik,” ujarnya.
Selain menurunkan jumlah hotspot, operasi TMC di Riau dan Jambi kali ini ditargetkan membasahi lahan-lahan gambut dimusim kemarau, mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah lahan gambut tersebut terbakar.
Data BBTMC mencatat, operasi TMC 11 Maret—2 April 2020 menghasilkan air hujan capai 97,8 juta meter kubik, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.
Selanjutnya, kata Yudi, pelaksanaan TMC Karhutla di Sumsel direncanakan dimulai akhir Mei 2020.
Terkait dengan pencegahan pandemi Covid-19, Kepala Bagian Umum BBTMC Jon Arifian menjelaskan operasional TMC di lapangan juga harus mengacu pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Kami mengacu pada SE Kepala BPPT No.1/2020 yang diperbaharui SE No.2/2020. Intinya semua tim harus dilengkapi alat pelindung diri saat bertugas. Juga penyediaan sanitizer yang cukup dan dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin di lokasi bertugas,” paparnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah berkoordinasi dan membahas bersama BMKG, BPPT, BNPB, BRG (Badan Restorasi Gambut), dan Kementerian Pangan untuk mengantisipasi musim kemarau tahun ini.
Pada Senin (11/5/2020) telah dilaksanakan Peluncuran TMC Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2020 yang dilaksanakan secara virtual.
Rencananya TMC Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dalam waktu dekat juga akan menjangkau wilayah Kalimantan.