Bisnis.com, PALEMBANG — Kebakaran hutan dan lahan di Sumatra Selatan (Sumsel) periode Januari hingga 10 Agustus 2025 tercatat mencapai 1.416,9 hektare. Angka itu turun dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang seluas 3.160,3 hektare.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Ferdian Kristanto menyebutkan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel terluas di lahan mineral yakni mencapai 1.381,9 hektare. Sedangkan untuk karhutla yang terjadi di lahan gambut seluas 35 hektare.
“Luasan karhutla ini berdasarkan hasil analisa citra Satelit oleh Kementerian Kehutanan, BRIN, dan Kementerian Lingkungan Hidup periode Januari-10 Agustus,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Dia menuturkan untuk karhutla terluas di Sumsel selama periode tersebut terjadi di Kabupaten Ogan Ilir yang mencapai 317 hektare.
Kemudian diikuti Kabupaten Musi Banyuasin yang seluas 314,2 hektare, Ogan Komering Ulu (OKU) 190,4 hektare, Musi Rawas 151,7 hektare, serta di Kabupaten Muara Enim seluas 101,8 hektare.
Adapun daerah dengan luasan karhutla di bawah 100 hektare yaitu di Empat Lawang 89,3 hektare, Ogan Komering Ilir 65,5 hektare dan Penukal Abab Lematang Ilir 63 hektare.
Baca Juga
Selanjutnya karhutla di Musi Rawas Utara 50,2 hektare, Lahat 36,6 hektare, OKU Timur 15,8 hektare, Banyuasin 13,2 hektare, Lubuklinggau 5,9 hektare, dan Pagar Alam 2,1 hektare.
“Ada juga daerah yang tidak terdeteksi terjadi karhutla berdasarkan hasil analisa citra satelit diantaranya Prabumulih, OKU Selatan, dan Kota Palembang,” jelasnya,
Tidak hanya lebih kecil dibandingkan tahun lalu, imbuhnya, karhutla Sumsel dari Januari hingga 10 Agustus tahun ini juga relatif lebih kecil dibanding periode yang sama tahun 2021-2023.
Berdasarkan analisa citra satelit, pada 2021 luas karhutla Sumsel mencapai 2.003,2 hektare. Lalu di tahun 2022, luasannya 2.769,5 hektare, dan pada tahun 2023 luasannya lebih tinggi mencapai 4.162,3 hektare.
Sebelumnya, Pejabat Ahli Madya BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani mengatakan bahwa dari perkembangan data terakhir prakiraan cuaca, secara umum hingga akhir bulan Agustus masih terlihat adanya potensi hujan di Sumsel.
“Potensi hujan seminggu ke depan juga masih ada, namun fluktuasinya dengan intensitas ringan hingga sedang,” ujarnya.
Dia juga menuturkan, hujan yang terjadi beberapa pekan terakhir membuat titik panas (hotspot) di Sumsel turun drastis. Bahkan, titik panas harian selama beberapa hari terakhir di wilayah itu hanya berkisar 0-6 titik.
“Diprakirakan hotspot di Agustus ini juga rendah, sejalan dengan potensi peningkatan hujan yang berlangsung di Sumsel,” pungkasnya.