Pertumbuhan QRIS di Kepri
Sejak diluncurkan Bank Indonesia (BI) pada 17 Agustus 2019, hingga saat ini QRIS telah menjadi pilihan utama dari retail besar, pelaku UMKM hingga para pedagang kaki lima di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Berdasarkan data terakhir dari BI Perwakilan Kepri, jumlah pengguna baru QRIS bertambah sebanyak 9.010 pengguna pada periode Januari-April 2025. Dengan penambahan tersebut, total pengguna di Kepri sudah mencapai 539.337 pengguna. Selanjutnya dari jumlah merchant pengguna QRIS, terdapat penambahan sebanyak 48.812 merchant pada periode Januari-April 2025.
Dengan demikian, jumlah merchant pengguna QRIS di Kepri saat ini sudah sebanyak 628.056 atau tumbuh sebesar 19,50% (yoy) dengan sebaran terbanyak di Batam (81,98%). Sedangkan jenis merchant yang mendominasi yakni merchant usaha mikro (UMI) sebesar 40,33%.
Dari sisi transaksi, volume transaksi pada periode Januari-April 2025 tercatat sebesar 18.069.086 traksaksi atau tumbuh sebesar 104,85% (yoy). Sedangkan nominal transaksi yang tercatat pada periode yang sama sebesar Rp 2,60 triliun atau tumbuh sebesar 345,01%.
Pertumbuhan QRIS yang cukup tinggi baik dari sisi pengguna, jumlah merchant dan volume transaksi ini menunjukkan bahwa masyarakat Kepri menyukai model transaksi yang mudah, cepat dan sederhana, yang semuanya dimiliki oleh QRIS.
QRIS membuat transaksi menjadi semakin ringkas, karena mengubah rekening si pengguna menjadi QR Code, yang bisa digunakan untuk berbelanja di merchant atau para pedagang yang juga menggunakan QRIS.
Bagi merchant, hanya dengan menampilkan satu QR Code, maka dapat dipindai oleh berbagai aplikasi dari berbagai Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP), baik itu bank maupun non-bank.
Kehadiran QRIS yang terus berevolusi hingga saat ini merupakan puncak dari digitalisasi sistem pembayaran. Sebelumnya, sistem pembayaran non-tunai di Indonesia belum berlaku secara universal. Jadi tidak heran, ketika konsumen berbelanja di retail, ada berbagai macam papan QR Code dari banyak PJP.
Saat itu, QR Code dari satu PJP, tidak bisa digunakan untuk memindai QR Code dari PJP lainnya. Contohnya pengguna aplikasi Dana hanya bisa melakukan pemindaian di papan QR Code dari Dana juga.
Baru setelah muncul standarisasi QR Code yang dilakukan oleh QRIS, maka sistem pembayaran lewat QR Code berlaku secara universal, dan terintegrasi pada seluruh PJP.
Karena hal tersebut, jumlah pengguna QRIS terus bertumbuh. Bagi para pengguna QRIS, terutama dari kalangan generasi milenial dan Gen Z yang rata-rata melek teknologi, biasanya lebih menyukai pembayaran non-tunai karena mudah dan praktis.
Berdasarkan data dari sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, jumlah generasi milenial kelahiran 1981-1996 di Kepri sebanyak 578.183 jiwa. Sedangkan Gen Z kelahiran 1997-2012 sebanyak 562.655 jiwa, dan jika digabungkan menjadi 1.140.838 jiwa. Hingga akhir 2024, jumlah penduduk Kepri tercatat sebanyak 2.271.890 jiwa. Sehingga persentase populasi milenial plus Gen Z di Kepri mencapai 50,21%.
Beragam inovasi pun terus dilakukan BI agar generasi muda semakin mencintai QRIS, salah satunya yakni dengan memperkenalkan QRIS Tap. Dengan QRIS Tap, pengguna tidak perlu lagi memindai QR Code QRIS secara manual menggunakan kamera ponsel.
QRIS Tap yang memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC) ini membuat pengguna hanya perlu mendekatkan ponsel yang punya fitur NFC ke mesin pembaca atau NFC reader pada perangkat atau stiker QRIS Tap, setelah itu transaksi pun langsung diproses.
Atas dasar tersebut, QRIS pun diyakini akan semakin populer di Kepri, di tengah gaya hidup masyarakat modern yang mendamba kemudahan dan serba praktis.(239)