Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

87% Lahan Pertanian Jeruk di Sumut Diserang Lalat Buah, Pemprov Bakal Intervensi

Pemprov Sumut bakal mengintervensi langsung penanganan hama lalat buah yang jadi momok petani jeruk khususnya di wilayah Karo, sentra produksi jeruk di Sumut.
Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution/Bisnis
Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut) bakal mengintervensi langsung penanganan hama lalat buah yang jadi momok petani jeruk khususnya di wilayah Karo, sentra produksi jeruk di Sumut.

Gubernur Sumut Bobby Nasution mengatakan hal itu dilakukan untuk mengembalikan kejayaan buah yang lebih dikenal dengan nama Jeruk Karo ini. Intervensi pemerintah diharapkan akan membantu memperbaiki produksi Jeruk Karo yang terus merosot.

“Kami akan intervensi serangan lalat buah, tapi tentu kita akan mendata, menyusun teknis penanggulangannya yang paling tepat,” kata Bobby dalam Rapat Koordinasi Produksi dan Hilirasi Komoditas Jeruk, dikutip Selasa (27/5).

Bobby mengatakan, Sumut menjadi daerah terbesar nomor dua penghasil jeruk di Indonesia setelah Jawa Timur. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jeruk jenis siam/keprok di Sumut pada 2023 lalu hampir 441.000 ton, menurun dari tahun 2021 yang mencapai 448.000 ton.

Salah satu penyebab penurunan produksi jeruk primadona dari Sumut ini ialah akibat serangan lalat buah. Dikatakannya, hama lalat buah mulai meresahkan petani sejak 2014 silam. Hingga saat ini sebanyak 87,1% kebun jeruk terkena serangan lalat buah, terutama di wilayah Karo yang merupakan daerah penghasil jeruk di Sumut.

Selain menyebabkan harga komoditas turun drastis, serangan hama juga membuat produksi jeruk di Karo mengalami depresiasi sekitar 40%-50%. Ini menyebabkan petani semakin enggan untuk menanam jeruk.

Bobby mengatakan Sumut bisa memaksimalkan produksi Jeruk Karo yang dikenal hingga ke Istana Presiden ini. Dia menekankan penanggulangan permasalahan berulang ini perlu dirancang dengan tepat. Sosialisasi kepada masyarakat juga perlu dilakukan agar bersama-sama mencegah sebaran hama lalat buah.

“Produsen terbesar jeruk saat ini ialah Jawa Timur dan Sumut masih nomor dua. Bayangkan, dengan keadaan kita seperti inipun kita masih nomor dua, kalau kita maksimalkan kita bisa nomor satu, bahkan diperhitungkan secara internasional,” ujar Bobby.

Adapun, Pakar Kultur Jaringan Luthfi Aziz Mahmud Siregar mengatakan, selain teknologi, kesadaran petani menjadi satu yang terpenting dalam penanganan hama lalat buah. Dia menyebut petani perlu didampingi dalam mengelola tanaman jeruk secara professional.

“Penanganan bukan hanya di lahan jeruknya saja, tetapi juga bumpernya, zona di sekitar lahan pertanian jeruk dan juga petani juga paham harus melakukan apa, sadar akan pentingnya mengelola jeruknya dengan baik, misalnya membersihkan buah yang jatuh karena hama, memperhitungkan sanitasi dan lainnya,” kata  Luthfi Aziz yang hadir dalam Rakor tersebut.

Sementara Bupati Karo Antonius Ginting mengakui, mengembalikan kejayaan Jeruk Karo adalah mimpi masyarakatnya yang belum terwujud.

Atensi dari Pemprov hingga pemerintah pusat dalam menangani permasalahan hama di kebun jeruk ini amat disyukuri pihaknya.

“Mudah-mudahan dalam enam bulan ke depan kita sudah bisa lihat hasilnya. Bila sukses, produksi jeruk akan meningkat lebih dari 40%,” kata Antonius Ginting. (240)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper