Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Langkah Inovatif Bank Nagari Dorong Perekonomian Ranah Minang dan Perantauan

Bank Nagari hadir menjadi tempat sandaran harapan bagi masyarakat Sumatra Barat, baik yang di Ranah Minang maupun di perantauan dalam pembangunan perekonomian.
Direktur Utama Bank Nagari Gusti Candra /Humas
Direktur Utama Bank Nagari Gusti Candra /Humas

Bisnis.com, PADANG - PT Bank Nagari tidak hanya menjadi perbankan yang memikirkan tentang laba dan rugi perusahaan tapi juga hadir menjadi tempat sandaran harapan bagi masyarakat Sumatra Barat, baik yang di Ranah Minang maupun di perantauan dalam pembangunan perekonomian.

Harapan yang disandarkan ini, bukanlah tanpa sebab, bagi masyarakat Sumbar keberadaan Bank Nagari yang mudah di akses di berbagai daerah serta didukung dengan layanan digitalisasi, Bank Nagari seakan menjadi bagian terpenting bagi mendorong perekonomian masyarakat.

Salah seorang nasabah dan sekaligus sebuah usaha yang menjadi binaan dari Bank Nagari di Kota Padang, Fitra Lusia mengatakan usaha batik tanah liek diberi nama Ayesha Collection memiliki sejarah panjang untuk bisa mencapai saat ini, dimana penjualan batik telah menembus pasar internasional.

“Usaha ini saya mulai di tahun 2002 silam, di mulai dari usaha rumahan, hingga kini saya berhasil memiliki sebuah toko dan hasil kerajinan batik telah dibeli ke berbagai daerah di Indonesia dan juga ke luar negeri seperti ke Qatar,” katanya, Kamis (13/3/2025).

Perjalanan Fitra membangun usahanya itu tidaklah mudah, disaat batik tanah lieknya diproduksi secara baik, kendala yang dihadapi soal pemasaran. Pernah silih berganti perusahaan datang menawarkan pinjaman modal usaha, namun ditolaknya, karena Fitra menginginkan adanya dukungan promosi produk batiknya.

Kemudian harapan dari Fitra ini, disambut pihak Bank Nagari, dimana produksi dari Ayesha Collection ini menjadi produk yang sering diberi peluang untuk hadir di berbagai kegiatan Bank Nagari, yang artinya batik tanah liek produksi Fitra ini mendapat kesempatan untuk dipromosikan.

“Kalau saya hitung-hitung, bisa sampai puluhan kali batik tanah liek saya ini mengikuti pameran UMKM yang diselenggarakan Bank Nagari, dan saya sangat merasa senang,” ucapnya.

Tidak hanya bicara dalam kesempatan promosi, bahkan banyak produk-produk dari Ayesha Collection dibeli oleh Bank Nagari. Mulai dari batik untuk pakaian seragam karyawan Bank Nagari, hingga dengan pesanan untuk souvenir pada setiap iven yang digelar Bank Nagari.

Dengan adanya dukungan dan kepedulian dari Bank Nagari ini, membuat omzet dari usaha Batik Tanah mampu menembus hingga Rp300 juta per bulannya. "Tidak rutin setiap bulan ya, tapi per bulannya pernah Rp300 juta.

Kemudian tidak hanya perekonomian di daerah, Bank Nagari juga hadir untuk perekonomian perantau Minang. Seperti yang dikatakan Ketua DPW Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta, Braditi Moulevey Rajo Mudo dalam keterangan resminya pada (15/12) lalu mengatakan, di penghujung tahun 2024, berkat dukungan Bank Nagari dan Pemprov Sumbar, telah berhasil menyelenggarakan Talk Show Festival Rantau Batuah.

“Kegiatan itu benar-benar sangat membantu kami di perantauan ini. Karena dari kegiatan itu juga, berbagai jenis usaha perantau ini terpromosikan dengan baik,” sebutnya.

Dia berharap kegiatan serupa bisa kembali terlaksana, dan dari IKM tentu berkomitmen untuk mendukungan kegiatan tersebut, dengan cara melibatkan banyak pelaku UMKM. 

Moulevey mengajak para perantau pelaku UMKM terus bersinergi dengan pemerintah dalam menciptakan peluang baru, dan memanfaatkan teknologi serta digitalisasi untuk memperluas pasar. 

Melihat dari adanya respon yang baik dari masyarakat baik yang di ranah maupun di tanah rantau, Direktur Utama Bank Nagari, Gusti Candra mengatakan potensi besar yang dimiliki Sumbar adalah UMKM. Bahkan, dia menyebut lebih dari 90% pengusaha di Sumbar merupakan pelaku UMKM.

"Kami di Bank Nagari akan membuat UMKM itu naik kelas dan go digital," tegasnya.

Dia menyebutkan perbankan bertugas menghimpun dan menyalurkan dan, profil Sumbar untuk kreativitas usaha tidak memiliki isu atau persoalan. Namun masalah yang dihadapi di Sumbar adalah bank to deposit ratio diperbandingkan antara orang yang meminjam dengan menyimpan dana lebih banyak meminjam.

"Jadi long deposit ratio itu di atas 100%. Untuk itu, kalau perantau mendukung Bank Nagari menggunakan produk dan menyimpan uang di Bank Nagari serta sebagainya, maka kapasitas bisnis Bank Nagari semakin besar, sehingga akan menimbulkan trust (kepercayaan publik)," katanya.

Gusti Candra menyebutkan dengan adanya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, para perantau bisa mengakses Bank Nagari di manapun dan kapanpun. "Silakan bagi para perantau untuk mengakses web Bank Nagari untuk berkomunikasi atau kalau yang di Jakarta bisa mendatangi kantor yang di Melawai, Matraman dan Tanah Abang," katanya.

Selama ini, ujar Gusti Candra, bantuan kredit lunak dari Bank Nagari kepada pelaku UMKM sudah berjalan, khususnya bagi para perantau selama bisa menjaga reputasi. Bahkan dia melihat potensi terbesar  Minangkabau itu ada di perantau, karena memang dengan berbagai keterbatasan daerah.

Sumbar terkenal sebagai daerah yang sering kena bencana, kemudian ada persoalan tentang potensi industri skala besar, maka untuk menggerakkan Sumbar itu butuh support perantau dan salah satu suku yang memiliki nasionalisme itu adalah Minangkabau.

"Oleh karena itu, masyarakat Minangkabau menunjukkan identitas dirinya dan menggunakan Bank Nagari sebagai bank lokalnya Sumbar," ujarnya.

Adanya peran besar ini, turut mendorong kinerja Bank Nagari yang dapat dilihat sepanjang tahun 2024 yang mampu menunjukan kinerja yang positif.

Hal ini dapat dilihat pada laba bersih Bank Nagari yang mencapai Rp538,07 miliar sepanjang 2024. Gusti Candra mengatakan laba tersebut tumbuh 3% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari capaian laba 2023 yang sebesar Rp522,33 miliar. 

“Perolehan laba itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang stabil meskipun di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) sepanjang 2024,” katanya lagi.

Kemudian perseroan menghadapi kenaikan biaya bunga DPK yang melonjak hingga Rp185,83 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, menyusul naiknya BI-Rate menjadi 6,25% pada April 2024 dan bertahan hingga Agustus 2024.

Selain itu, berakhirnya stimulus restrukturisasi kredit Covid-19 pada Maret 2024 mendorong biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) meningkat Rp48,3 miliar dibandingkan tahun lalu. Dengan demikian, akumulasi dua komponen tersebut menambah beban sebesar Rp234,13 miliar sepanjang 2024.

Kendati demikian, Bank Nagari tetap berhasil menjaga laba operasional dan efisiensi melalui pengelolaan portofolio kredit dan biaya operasional secara selektif.

Seiring dengan pertumbuhan laba, aset Bank Nagari meningkat menjadi Rp32,96 triliun, naik 3,29% yoy dari sebelumnya Rp31,91 triliun pada 2023. Sementara, penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp25,55 triliun, tumbuh 23,9% dari tahun sebelumnya Rp20,63 triliun. Kredit syariah atau pembiayaan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Nagari juga meningkat signifikan menjadi Rp4,04 triliun, atau tumbuh 18,4% yoy dari Rp3,41 triliun pada 2023.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sepanjang 2024 mencapai Rp26,68 triliun, naik 2,81% yoy dari Rp25,95 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, dana murah (current account saving account/CASA) Bank Nagari tercatat Rp10,93 triliun, tumbuh tipis 0,6% yoy, sehingga menjaga porsi CASA di level 40,97% terhadap total DPK.

Bank Nagari juga mencatat penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross menjadi 1,85%, lebih rendah dibandingkan posisi 2023 yang tercatat 1,98%. Namun, NPL net naik tipis menjadi 0,34% dari sebelumnya 0,26%.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Nagari tercatat 95,76%, mencerminkan optimalisasi penyaluran kredit dari dana yang dihimpun. Rasio efisiensi biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berada pada angka 80,45%, lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar 82,5%.

"Meskipun menghadapi tantangan dari sisi biaya dana dan ketatnya likuiditas, Bank Nagari mampu menjaga kinerja dengan baik," ujarnya saat menyampaikan pidato sempena HUT Bank Nagari ke 63 tahun di Padang.

Gusti Candra menyatakan menjalani tahun 2025 ini Bank Nagari menargetkan laba bersih meningkat menjadi Rp563,61 miliar, dengan aset naik menjadi Rp36,04 triliun, DPK menjadi Rp28,93 triliun, dan kredit/pembiayaan Rp27,60 triliun, sejalan dengan penguatan budaya perusahaan IMSTAR (Inovasi, Mutu, Sinergi, Tangguh, Amanah, Religius) yang menjadi fondasi produktivitas dan resiliensi Bank Nagari ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper