Bisnis.com, BATAM - Tren deflasi nasional yang disebabkan diskon tarif listrik ternyata tidak berlaku di Batam. Secara tahunan, inflasi di Batam pada Februari 2025 mencapai 2,88% (yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,54%.
Wali Kota Batam Amsakar Achmad menyebut Pemerintah Kota (Pemko) Batam melihat tantangan utama pengendalian inflasi di Batam bersumber dari keterlambatan pengiriman dan kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga kerap memengaruhi ketersediaan stok dari daerah pemasok.
"Beberapa upaya yang telah kami lakukan antara lain pemantauan harga bahan pokok strategis, inspeksi mendadak harga sembako ke pasar, serta pelaksanaan operasi pasa murah menjelang Idulfitri," kata Amsakar, Selasa (11/3/2025).
Operasi pasar murah merupakan bagian dari upaya menjaga stabilisasi harga dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Operasi pasar murah digelar bersdama Asosiasi Distributor Kota Batam. Kami juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ketersediaan bahan pokok jelang Lebaran untuk mencegah panic buying," katanya lagi.
Operasi pasar murah akan dimulai pada 17 Maret 2025 di Kecamatan Sagulung dan Kecamatan Batuaji, kemudian berlanjut pada 18 Maret 2025 di Kecamatan Sekupang dan Kecamatan Lubukbaja.
Baca Juga
Selanjutnya, pada 19 Maret 2025, operasi pasar akan digelar di Kecamatan Sungai Beduk dan Kecamatan Sagulung, diikuti oleh Kecamatan Batuampar dan Kecamatan Bengkong pada 20 Maret 2025.
Terakhir, pada 21 Maret 2025, Operasi Pasar Murah akan berlangsung di Kecamatan Batam Kota dan Kecamatan Nongsa.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, Batam mengalami inflasi year on year sebesar 2,88% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,68.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 8 indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik sebesar 3,74%; kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 3,14%; kelompok perumahan, air, listrik dan bakar rumah tangga naik sebesar 3,42% dan lainnya.