Bisnis.com, BATAM - Cuaca ekstrem melanda Batam sejak Jumat (10/12/2025). Hujan deras turun berhari-hari hingga menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah lokasi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam memprediksi cuaca ekstrem di Batam akan terjadi hingga 18 Januari 2025.
Kepala BMKG Hang Nadim Batam Ramlan mengatakan cuaca ekstrem berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimun, sehingga bisa menimbulkan banjir rob atau pesisir.
"Masyarakat diimbau waspada karena adanya fenomena banjir rob, yang berpotensi terjadi pada tanggal 12-18 Januari di Kepulauan Riau (Kepri)," katanya Senin (13/1/2025).
Ramlan menyebut wilayah-wilayah yang berpotensi terjadinya banjir rob yakni di Batuaji, Batuampar, Sekupang, Nongsa di Kota Batam.
Di Batam, bencana longsor terjadi di sejumlah wilayah, yang disebabkan karena hujan deras yang terus turun sejak 10 Januari 2025.
Baca Juga
Di Kabupaten Lingga, potensi banjir rob bisa tejradi wilayah pesisir, seperti Singkep Barat, Singkep Pesisir, Senayang dan sekitarnya.
Selanjutnya di Kabupaten Karimun, wilayah yang berpotensi di Kundur Barat, Karimun, Meral dan sekitarnya.
Berikutnya di Kota Tanjungpinang, wilayah yang berpotensi yakni di Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Kota, Bukit Bestari dan sekitarnya.
Dan terakhir di Kabupaten Bintan, dimana lokasi berpotensi di Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur dan sekitarnya.
Di Bintan saat ini, hujan deras yang turun berhari-hari telah menyebabkan banjir, yang merendam rumah dari 1.083 KK.
Menurut Ramlan, fenomena banjir rob ini disebabkan fase Perigee. Fase ini terjadi saat bulan berada di titik terdekatnya dengan bumi. Fenomena ini terjadi rutin setiap 28 hari sekali.
Pada fase ini, tarikan gravitasi bulan paling kuat, sehingga berpengaruh pada peningkatan pasang surut air laut.
Selain itu, cuaca ekstrem dipengaruhi oleh angin Monsun Asia yang aktif, serta aktivitas gelombang atmosfer Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial di sejumlah wilayah.
Kemudian, sirkulasi siklonik juga terpantau di Laut Natuna Utara. Kondisi ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik, daerah konvergensi dan konfluensi tersebut.
"Masyarakat diimbau terus memantau informasi cuaca terkini, mengingat pteonsi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang masih dapat terjadi," pungkasnya.(K65)