Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Karet dan Pulp asal Sumsel Anjlok

Ekspor dua komoditas andalan Sumatra Selatan, yakni karet dan bubur kayu/pulp, tercatat anjlok pada November 2019 sehingga berpengaruh terhadap penurunan nilai total ekspor provinsi itu.
Petani mengumpulkan getah karet t/Antara-Wahdi Septiawan
Petani mengumpulkan getah karet t/Antara-Wahdi Septiawan

Bisnis.com, PALEMBANG – Ekspor dua komoditas andalan Sumatra Selatan, yakni karet dan bubur kayu/pulp, tercatat anjlok pada November 2019 sehingga berpengaruh terhadap penurunan nilai total ekspor provinsi itu.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor karet pada November 2019 sebanyak US$83,86 juta atau turun sebesar 10,35 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$93,55 juta.

Sementara untuk komoditas bubur kayu/pulp malah anjlok lebih dalam hampir 30% dari semula US$137,54  juta menjadi US$97,02 juta.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, penurunan ekspor karet dan bubur kayu tidak terlepas dari kondisi global, terutama adanya perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

“Trade war itu berpengaruh karena ekspor bubur kayu terbesar ke Tiongkok sementara ekspor karet ada di AS,” katanya, Senin (16/1/2019).

Endang memerinci ekspor karet ke Tiongkok mencapai hingga US$86,01 juta, sementara sisanya dikirim ke Bangladesh dan Korea.

Sementara untuk karet, AS menjadi pasar utama dengan nilai ekspor mencapai US$22,32 juta dan sisanya ditujukan untuk pasar Tiongkok serta Jepang.

Dia menambahkan kedua komoditas itu berkontribusi lebih dari separuh nilai ekspor nonmigas Sumsel yang mencapai US$301,82 juta . Di mana bubur kayu/pulp memiliki share ekspor sebesar 32,1 persen dan karet dengan share 27,78 persen.

Endang melanjutkan secara keseluruhan, terdapat komoditas yang nilai ekspornya tumbuh positif pada November 2019, yakni batu bara.

“Ekspor batu bara naik 19 persen, komoditas ini masuk tiga tertinggi untuk sektor nonmigas. Dan ini baru pertama kali, ekspor batu bara ke India meningkat,” katanya.

Diketahui, nilai ekspor Sumsel pada November mencapai US$326,30 juta atau turun sebesar 8,12 persen dibandingkan ekspor bulan Oktober 2019.

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 (Januari – November 2018) ekspor Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 8,65 persen.

Tiongkok, Malaysia dan Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor Sumatera Selatan pada periode Januari - November 2019, masing-masing mencapai US$1,2 miliar, US$ 396,52 juta dan US$ 324,55 juta, dengan peranan ketiganya mencapai 52,73 persen dari total ekspor periode Januari – November 2019.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Perdagangan Iwan Gunawan mengatakan pemerintah daerah tidak bisa mengintervensi perkembangan harga komoditas ekspor andalan provinsi itu.

“Produsen karet tidak hanya Indonesia, melainkan Malaysia dan Thailand. Harga karet ditentukan pasar dunia,” katanya.

Namun demikian, Iwan menambahkan, bukan berarti pemerintah tinggal diam terhadap melemahnya harga karet.

Di sisi hulu, pemerintah daerah mendorong peningkatan kualitas perkebunan karet melalui program peremajaan (replanting). Harapannya, mana kala produktivitas kebun meningkat maka hasil yang didapat petani lebih banyak dan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper