Bisnis.com, MEDAN — Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut) mengungkap ekspor karet alam tak terdampak tarif resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat (AS) masuk dalam lima besar negara tujuan ekspor utama karet alam khususnya dari Sumatra Utara dengan persentase mencapai 11,61% dari total ekspor per Juni 2025.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan, AS menjadi salah satu pengimpor terbesar karet remah. Meski produsen karet alam termasuk Sumut sempat khawatir terdampak perang dagang AS, komoditas dengan kode HS 4001 ini akhirnya dikenakan tarif 0%.
“Ekspor ke Amerika Serikat tidak terdampak oleh tarif Trump, mengingat karet remah dengan kode HS 4001 dikenakan tarif 0%,” kata Edy dalam keterangan resminya dikutip Sabtu (26/7/2025).
Adapun ekspor karet alam asal Sumut pada Juni 2025 tercatat sebesar 21.795 ton, turun sebesar 4,81% dibandingkan Mei 2025 yang mencapai 22.896 ton lantaran produksi karet alam terganggu akibat cuaca yang tidak menentu.
Dari catatan Gapkindo Sumut, ekspor karet alam Sumut pada Juni 2025 menyasar lima negara tujuan utama. Jepang tetap menduduki posisi utama dengan pangsa 29,01% dari total ekspor karet alam Sumut yang sebesar 21.795 ton. Diikuti oleh Brasil sebesar 14,24%; Amerika Serikat (11,61%); Tiongkok (7,21%); dan India (5,46%).
Baca Juga
“Pasar-pasar ini masih menjadi penyerap utama meski diwarnai fluktuasi permintaan dan kendala logistik,” kata Edy.
Secara keseluruhan, lanjutnya, ekspor karet Sumut pada Juni 2025 menjangkau 31 negara dengan wilayah Eropa menunjukkan peningkatan kontribusi. Sebanyak 15,34% dari total volume ekspor dikirim ke 12 negara Eropa, naik dari 12,75% pada Mei.
Sementara, meski masuk ke dalam lima negara tujuan utama, Amerika Serikat dan India tercatat mengalami penurunan volume pengapalan. Edy menyebut hal ini terutama disebabkan oleh penundaan pengiriman oleh buyer karena keterbatasan kontainer di jalur pelayaran global.
“Biaya logistik yang tinggi dan hambatan pengapalan tetap menjadi tekanan bagi efisiensi dan kontinuitas distribusi,” ujarnya.
Hingga kuartal I/2025, Bank Indonesia mencatat sumber pertumbuhan ekonomi di Sumut berasal dari lapangan usaha transportasi dan pergudangan, perdagangan, dan pertanian.
Pertumbuhan kinerja transportasi dan pergudangan ditopang oleh peningkatan mobilitas dan aktivitas jual beli masyarakat sepanjang kuartal I/2025 seiring dengan perayaan Ramadan dan jelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idulfitri.
Sementara itu, akselerasi konsumsi rumah tangga turut berdampak pada meningkatnya kinerja perdagangan. Peningkatan kinerja pertanian didorong oleh peningkatan produksi padi, jagung, tebu dan hortikultura akibat panen raya yang didukung cuaca yang kondusif, dukungan pembiayaan dan program pemerintah serta harga komoditas yang tinggi.
Sementara itu, kinerja lapangan usaha industri pengolahan menunjukkan perlambatan, sejalan dengan sejumlah faktor musiman dan struktural yang memengaruhi aktivitas industri tersebut.
Adapun kinerja lapangan usaha konstruksi menunjukkan perlambatan seiring dengan penurunan aktivitas proyek dan belanja konstruksi, baik dari sisi swasta maupun pemerintah.