Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Industri Maritim di Batam, Tumbuh Positif Tapi Selalu Kekurangan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja memang sangat tinggi di sektor maritim, karena tingginya kunjungan kapal (call) ke Batam hingga Juni 2025.
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Batuampar meningkat, tren industri maritim di Batam ikut tumbuh positif. /Bisnis-Rifki
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Batuampar meningkat, tren industri maritim di Batam ikut tumbuh positif. /Bisnis-Rifki

Bisnis.com, BATAM - Kinerja dunia kemaritiman di Batam yang terus menunjukkan tren positif mampu memberikan lapangan kerja yang cukup besar bagi warga Batam.

Namun karena pertumbuhan yang cukup tinggi, sektor maritim menghadapi tantangan baru yakni kekurangan tenaga kerja terampil.

"Penyerapapan total tenaga kerja contohnya di sektor galangan kapal itu sekitar 200.000 orang. Ditambah dengan sektor fabrikasi migas itu jadi 250.000 orang. Tapi Batam masih kekurangan sekitar 10.000 tenaga kerja khususnya welder," kata Ketua Aliansi Maritim Indonesia (ALMI) Batam Osman Hasyim, Selasa (19/8/2025).

Menurut Osman, kebutuhan tenaga kerja memang sangat tinggi di sektor maritim, karena tingginya kunjungan kapal (call) ke Batam hingga Juni 2025, serta meningkatnya permintaan pembuatan kapal dari dalam dan luar Batam.

"Dari data yang saya dapat, jumlah kunjungan kapal asing sampai kuartal II/2025 ke Batam itu sebanyak 24.717 call. Sedangkan kapal dalam negeri sebanyak 14.411 call," jelasnya.

Jumlah tersebut sesuai dengan data dari Badan Pengusahaan (BP) Batam yang menyebut terjadi kenaikan 15% dari periode yang sama di tahun 2024.

"Peningkatan kunjungan kapal juga senada dengan jumlah kegiatan bongkar muat container hingga kuartal II/2025 yang mencapai 359.944 TEUs dan volumenya sebanyak 5.427.065. Ini tumbuh 15% dari tahun lalu," ujarnya.

Sektor industri maritim di Batam meliputi pelayaran, kepelabuhanan, logistik, transportasi, shipyard, dan fabrikasi anjungan migas atau offshore.

Menurut Osman, sejak 2024 hingga sekarang terdapat kontrak pembuatan kapal sebanyak 400 unit bernilai puluhan triliun Rupiah di galangan kapal yang ada di Batam. "Dan hingga sekarang baru 50% yang selesai, sehingga butuh banyak tenaga kerja terampil baru," imbuhnya.

Industri shipyard memang sempat mengalami kelesuan hingga pandemi Covid-19, tapi kembali meningkat usai pandemi. "Tahun 2023 kemarin, ekspor kapal dari Batam bahkan sempat meningkat hingga 498%," ungkapnya.

Osman kemudian menuturkan pihaknya berupaya mendorong pemerintah dan stakeholder terkait agar lebih meningkatkan kegiatan vokasi khususnya di bidang welder, agar bisa memenuhi tingginya kebutuhan tenaga kerja di sektor maritim di Batam.

"Dari sisi kebijakan sudah sangat mendukung, yang ikut membantu pertumbuhan industri maritim. Tren positif ini juga harus terus dijaga karena mampu memberikan multiplier effet buat perekonomian Batam," jelasnya.

Ketika galangan kapal di Batam penuh atas permintaan pembuatan kapal, docking, perbaikan kapal dan lainnya, maka akan banyak terjadi perputaran uang yang mengerek pertumbuhan ekonomi.

"Tiap-tiap kunjungan kapal ke Batam itu minimal keluar uang sekitar Rp 500 juta untuk inapkan kru, akomodasi dan lainnya. Lalu bayar pandu tunda, dan biaya tambat. Berapa sudah triliun uang yang beredar jika dalam setahun ada 50.000 call," tuturnya.

Dari sisi regulator, Osman melihat BP Batam, Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam, Bea Cukai Batam, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Batam, dan Imigrasi Batam sudah berupaya meningkatkan layanan prima di industri maritim.

"Yang paling penting dalam bisnis maritim ini adalah tersedianya rasa aman, kenyamanan, kepastian, harga bersaing, serta pelayanan prima," ungkapnya.

Kinerja pelabuhan di Batam memang mencatatkan hasil positif sepanjang semester I/2025. Berdasarkan data BP Batam, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pelabuhan mengalami peningkatan sebesar 55%.

"Sejumlah indikator utama terus menunjukkan peningkatan, mulai dari volume peti kemas, general cargo, jumlah penumpang, termasuk juga realisasi PNBP," kata Direktur Pengelolaan Kepelabuhanan BP Batam Benny Syahroni.

Menurut Benny, digitalisasi dan efisiensi operasional khususnya di sektor logistik ikut mendorong capaian tersebut.

Hingga akhir Juni 2025, total realisasi penerimaan Direktorat Pengelolaan Kepelabuhanan mencapai Rp219,75 miliar atau 55% dari target tahunan sebesar Rp401,86 miliar.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024, realisasi penerimaan meningkat 16%, yakni dari Rp189 miliar menjadi Rp219,75 miliar.

Dari sisi operasional, jumlah kunjungan kapal barang dan penumpang tercatat sebanyak 54.876 call selama Januari–Juni 2025, tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Kunjungan kapal barang tercatat sebanyak 14.461 call, sementara kapal penumpang mencapai 40.415 call.

Dari sisi bobot kotor kapal (Gross Tonnage/GT), total GT mencapai 34.877.449 GT atau naik 18% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan rincian GT kapal barang sebesar 25.025.887 GT dan GT kapal penumpang sebesar 9.851.562 GT. (239)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro