Bisnis.com, PADANG - Harga beras di sejumlah daerah di Provinsi Sumatra Barat, mengalami kenaikan pada hari Rabu (13/8) ini dengan harga mencapai Rp17.000 per kilogram untuk beras premium.
Salah seorang pedagang beras di Padang, Arif mengatakan harga beras premium hari ini yang dijualnya konsumen Rp16.500 per kilogram atau Rp165.000 per karung seberat 10 kg. Harga tersebut hanya berlaku hari ini, yang merupakan stok beras lama, dan harga akan naik terhitung Kamis (14/8) besok akan naik Rp5.000 per kilogram.
“Jadi harga akan naik besok jadi Rp17.000 per kilogram atau Rp170.000 per karung dengan berat 10 kg dan beras premium,” katanya, Rabu (13/8/2025).
Dia menyebutkan kenaikan harga beras yang dijualnya itu merupakan beras lokal, dan penyebab naiknya harga beras yang dijualnya, karena harga beras yang dibeli dari agen juga mengalami kenaikan.
“Saya tidak mengetahui pasti kenapa agen menaikan harga jual ke kami yang pedagang beras ini. Tapi untuk kebutuhan pedagang yang diberikan juga tidak seperti biasa, tidak dipenuhi sepenuhnya,” jelas Arif.
Menurutnya meski beras yang dijualnya baru mengalami kenaikan besok, sementara untuk pedagang beras lainnya malah sudah menjual beras dengan harga yang baru, dan harga itu juga mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per kilogram. Alasan kenapa pedagang lainnya sudah mulai menaikan harga beras, karena stok yang masuk ke toko, merupakan stok baru.
Baca Juga
“Pedagang lainnya stok lama sudah habis, dan stok yang baru yang masuk. Kalau saya, baru hari ini stok lamanya habis, dan stok yang baru akan masuk besok, makanya harga baru mulai berlaku besok,” ungkapnya.
Dikatakannya beras yang dijualnya memang paling banyak beras premium, dan penjualan rata-rata per hari bisa 100 kg atau 10 per karung dengan berat 10 kg per karung.
Konsumen di Padang, Yanti mengatakan baru mengetahui adanya kenaikan beras saat berbelanja pada hari ini, karena pada hari Selasa (12/8) kemarin harga masih stabil, padahal kebutuhan beras baginya harus dibeli hari demi hari, karena Yanti merupakan pedagang makanan masakan Padang.
“Kalau beras naik, tentu tidak bisa pula saya mengurangi porsi nasi untuk disajikan ke pelanggan. Palingan inisiatif saya untuk menyiasati besarnya biaya modal untuk usaha rumah makan ini, yakni dari ukuran potongan lauk pauk, dan takaran cabai merahnya,” ujar dia.
Yanti mengaku dengan adanya kenaikan harga sembako, dampaknya tidak hanya dirasakan bagi kebutuhan rumah tangga, tapi juga usaha rumah makan dan usaha lainnya yang membutuhkan nasi.
“Semoga ada kebijakan yang tidak memberatkan rakyat dari pemerintah,” harapnya.