Bisnis.com, BATAM – Rasio elektrifikasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus meningkat. Berdasarkan data terakhir Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, jumlah rumah tangga yang telah mendapat listrik 24 jam sebanyak 98,19% pada April 2025.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan bahwa rasio elektrifikasi meningkat 4,47% dari tahun 2020 silam.
"Angka rasio elektrifikasi ini meningkat dari tahun ke tahun. Mulai 93,72% tahun 2020, menjadi 94,50% tahun 2021, 96,32% tahun 2022, dan 97,99% tahun 2023," katanya Jumat (18/4/2025) di Batam.
Pada tahun ini, sebanyak 155 pulau di Kepri telah dialiri listrik PLN, di mana 31 pulau berlistrik dari bantuan pemerintah.
Program percepatan pemerataan listrik melalui Program Kepri Terang telah memangkas jumlah pulau berpenghuni yang belum dialiri listrik. Tahun 2025 ini tersisa 38 pulau berpenghuni dari sebanyak 118 pulau berpenghuni belum dialiri listrik pada tahun 2020.
"Terdapat satu desa yang belum dialiri listrik, yakni Desa Lalang di Lingga yang merupakan hasil pemekaran wilayah," imbuhnya.
Baca Juga
Ansar menjelaskan bahwa tidak ada lagi sistem isolated PLN tahun ini. Maksudnya adalah sistem pembangkit listrik yang berdiri sendiri atau tidak terhubung dengan jaringan listrik utama PLN yang beroperasi 7 jam.
Saat ini di Kepri terdapat 110 sistem isolated PLN. Sebanyak 41 sistem di antaranya beroperasi selama 24 jam, dan 69 sistem beroperasi 14 jam.
"Saat ini tinggal 3 ibu kota kecamatan yang listriknya beroperasi selama 14 jam. Jumlah itu jauh menurun dibanding tahun 2020 yang berjumlah 11 ibukota kecamatan," jelasnya.
Ansar menerangkan bahwa selama 4 tahun Program Kepri Terang berjalan (2021-2024), sebanyak 21 pulau telah dibangun genset atau solar home system/SHS dan 59 desa/pulau telah dibangun jaringan listrik.
Melalui Program Kepri Terang, telah dilaksanakan 12.764 bantuan pasang baru listrik (BPBL), baik melalui anggaran APBD, APBN, CSR, atau berupa SHS. Rinciannya sejak 2021 hingga tahun lalu adalah 4.524, 1.739, 2895, dan 3.606 rumah tangga.
"Pembangunan sarana tenaga listrik di pulau berpenghuni berjumlah 38 pulau menjadi prioritas," ucapnya.
Prioritas lainnya adalah meningkatkan jam nyala di 69 sistem isolated PLN menjadi 24 jam. "Utamanya adalah di tiga ibu kecamatan yang masih beroperasi selama 14 jam," kata Ansar.