Bisnis.com, PALEMBANG -- Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Sumatra Selatan menggandeng multipihak untuk mengawal jalur jelajah gajah Sumatra di Kawasan Padang Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) Ujang Wisnu Barata mengatakan upaya telah dilakukan lewat studi ilmiah di lokasi tersebut.
“Kajian itu sangat bermanfaat untuk secara bersama-sama mendorong rencana aksi untuk penyediaan koridor gajah Sumatra di Padang Sugihan,” katanya, Jumat (8/4/2022).
Adapun penyusunan studi ilmiah itu juga melibatkan berbagai pihak, yakni APP Sinar Mas, perusahaan konsesi, Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS), dan Universitas Pakuan.
Bagi BKSDA, kajian itu juga bermanfaat untuk mendorong segera dikeluarkannya SK pengelolaan Koridor Gajah Sumatra di wilayah tersebut.
Sementara itu, Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia Donny Gunaryadi menyambut baik lahirnya kajian mengenai koridor gajah di kawasan Padang Sugihan OKI.
Menurutnya, hasil dari kajian ini dapat menjadi rujukan banyak pihak untuk mendapatkan cara praktik terbaik dalam menjaga eksosistem gajah.
“Di tingkat tapak, gajah itu tidak mengenal batas konsesi dan lainnya. Jadi memang harus ditemukan cara terbaik agar gajah tetap bisa hidup di wilayah produksi, terutama di Padang Sugihan,” kata dia.
Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS) Syamsuardi mengatakan PJHS yang terlibat langsung dalam pengumpulan data dan pembuatan kajiannya.
Bahkan, pihaknya telah memberikan masukan kepada PT KEN dan sejumlah mitra pemasok dari PT OKI Pulp & Paper Mills yang memiliki wilayah produksi di Padang Sugihan, agar menjaga pergerakan gajah tetap berlangsung secara alami di konsesi HTI akasia perusahaan.
“Khususnya saat gajah melintas dari wilayah utara menuju selatan begitu juga sebaliknya,” kata dia.
Menurutnya, kawasan konsesi HTI akasia ini merupakan kantong habitat penting untuk gajah di Sumatra Selatan yang perlu diselamatkan.
Tim Ahli PJHS Wishnu Sukmatoro menambahkan dalam kajian tersebut pihaknya mengindentifikasi terdapat 50-80 ekor gajah yang berada di Lanskap Sugihan.
Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas, Jasmine N.P. Doloksaribu, mengatakan studi koridor gajah di jalan menuju seaport Tanjung Tapa itu diharapkan dapat diselaraskan dengan kegiatan pembuatan koridor dan pembinaan ekosistem di kantong habitat gajah Sugihan – Simpang Heran yang telah dilakukan oleh BKSDA Sumsel bersama stakeholders pada Oktober - November 2020.
“Kami mendukung Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan serta berperan aktif menjadi bagian dari program human-elephant co-existence serta pengembangan inovasi teknik mitigasi konflik antara manusia dan gajah Sumatra yang adaptif di luar kawasan konservasi,” katanya.