Bisnis.com, MEDAN – Akademisi dari Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyebut pertumbuhan ekonomi wilayah ini tercatat membaik pada Triwulan II/2025 meski daya beli masyarakat terbilang masih tertekan.
Dia menilai peningkatan angka pertumbuhan ekonomi Sumut dari 4,67% (yoy) pada Triwulan I/2025 menjadi 4,69% (yoy) di Triwulan II masih realistis menggambarkan pertumbuhan ekonomi Sumut yang disebutnya menyimpan masalah besar, khususnya dari sisi konsumsi rumah tangga yang menjadi indikator pelemahan daya beli.
Sebagaimana catatan BPS, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Triwulan II/2025 tumbuh sebesar 2,8% (q-to-q) dari Triwulan I/2025 yang tercatat 0,41% (q-to-q). Gunawan menyebut peningkatan konsumsi seharusnya terjadi di kuartal I, di mana ada momen Ramadan dan Idulfitri pada Maret 2025. Namun kenaikan justru terjadi di Triwulan II.
“Di kuartal kedua tahun 2025, terjadi kenaikan pada konsumsi rumah tangga sebesar 2.8% (q to q). Padahal di kuartal kedua tidak ada agenda pengeluaran masyarakat yang besar kecuali rencana pengeluaran untuk kebutuhan sekolah,” kata Gunawan, Rabu (6/8/2025).
Gunawan menyinggung soal kebijakan diskon tarif listrik di Triwulan I/ 2025 yang membuat pengeluaran masyarakat untuk membayar tagihan listrik menjadi berkurang pada periode tersebut. Berakhirnya subsidi dari pemerintah secara otomatis mendorong peningkatan pengeluaran rumah tangga di Triwulan II.
Pelemahan daya beli, lanjutnya, juga dapat dilihat dari pola ini. Gunawan menilai keberadaan diskon tarif listrik seharusnya membuat masyarakat bisa menggunakan uang lebih untuk pengeluaran lainnya. Namun, di momen Ramadan yang biasanya terjadi peningkatan belanja masyarakat, tak menunjukkan perubahan berarti dari indikasi-indikasi pelemahan daya beli masyarakat sebelumnya.
Baca Juga
“Sehingga saya berkesimpulan bahwa daya beli masyarakat di kuartal pertama tahun 2025 saat Ramadan dan Idulfitri tengah alami guncangan hebat,” lanjut dia.
Ditekankan Gunawan, peningkatan konsumsi rumah tangga di kuartal kedua dipicu oleh kewajiban para ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sekolah. Hal ini mengingat bulan Juli 2025 adalah tahun ajaran baru.
Dia pun menekankan bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga di Triwulan II/ 2025 di wilayah Sumut tidak sepenuhnya menggambarkan pemulihan daya beli masyarakat.
Gunawan menyebut subsidi dari pemerintah seperti diskon 50% tarif listrik pada awal tahun ini berperan strategis dalam mendorong pemulihan daya beli masyarakat termasuk di Sumut.
“Jangan lantas berkesimpulan bahwa tidak ada masalah pada daya beli masyarakat. Karena pertumbuhan yang diukur disini adalah pengeluaran, bukan pendapatan,” tukasnya.
Adapun sebelumnya BPS Sumut membeberkan sejumlah catatan peristiwa di Triwulan II/2025 yang menjadi latar pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 4,69% (yoy) periode ini.
Kepala BPS Sumut Asim Saputra menyampaikan, sejumlah pengeluaran rumah tangga mencatatkan pertumbuhan positif baik secara tahunan maupun kuartalan. Termasuk pada komoditas impor.
“Pertumbuhan positif pada komoditas impor seperti ikan dan udang; susu, mentega, telur; sayuran; bahan-bahan nabati; serta daging dan ikan olahan,” ujar Asim, dikutip Rabu (6/8/2025).
Sementara beberapa kejadian penting di Triwulan II/ 2025 mulai dari libur Hari Raya Idulfitri, libur panjang akhir tahun ajaran baru, kegiatan makan bergizi gratis, peningkatan tarif listrik dan harga emas, hingga lonjakan penumpang di Bandara Kualanamu dan PT KAI selama pemberangkatan haji dan libur hari besar keagamaan.