Bisnis.com, BATAM - Kapal kontainer MV Ever Core dari Evergreen Line resmi melakukan pelayaran perdana langsung (direct call) dari Pelabuhan Batu Ampar Batam menuju China, Selasa (29/4/2025). Dengan pelayaran terbaru ini, maka sudah ada tiga rute direct call dari Batam menuju luar negeri.
Sebelum MV Ever Core, dua rute direct call sebelumnya yakni Batam-China yang dilayari oleh kapal SITC Hakata pada akhir Maret 2024 kemarin. Lalu rute berikutnya dari Batam-Yangon (Myanmar) yang dilayari MV Uni Active Evergreen Line pada 20 Agustus 2024.
Direktur Utama Persero Batam Djoko Prasetyo mengatakan direct call terbaru ini masih sama seperti direct call pertama, pelayaran MV Ever Core tersebut menuju Nansha dan Shekou di China.
"Jadi sama seperti kapal Hakata. Perbedaannya Hakata berangkat tiap Sabtu, kalau MV Ever Core di hari Selasa. Untuk muatannya sekitar 1.000 TEUs," katanya usai peresmian direct call di Pelabuhan Batu Ampar Batam.
Djoko mengklaim dengan beroperasinya MV Ever Core ini, maka terdapat pengurangan tarif logistik sebesar 57%. "Selama ini kita kirim barang ke Singapura dulu. Setelah adanya direct call, tidak perlu lagi transaksi disana, tapi bisa langsung ke China," jelasnya.
Ia memberikan contoh pengiriman kontainer dari Batam menuju Singapura, tarif logistiknya sebesar US$600 per kontainer. Lalu dari Singapura menuju China sebesar US$600.
Baca Juga
"Tapi kalau dari Batam menuju China, tarifnya cuma US$300. Bahkan mungkin bisa lebih rendah lagi tarif logistiknya dari angka 57% tadi," jelasnya.
Kedepannya Persero Batam selalu pengelola terminal peti kemas di Pelabuhan Batuampar berencana menambah rute direct call lainnya pada bulan Mei. "Selain itu fasilitasnya juga akan ditambah, seperti crane akan datang 4 unit lagi," jelasnya.
Sejak direct call mulai berjalan, Djoko mengaku terjadi peningkatan terhadap jumlah muatan kargo yang berangkat dari Batam. "Sampai kuartal pertama di 2025, jumlah muatan kargo sudah naik 7%," ucapnya.
Secara garis besar, sejak dikelola Persero Batam pada 1 November 2023, Pelabuhan Batuampar sudah banyak mengalami peningkatan infrastruktur.
Infrastruktur pertama yang tengah dibangun yakni penambahan peralatan bongkar muat 5 unit Quay Crane dan 12 unit rubber tyred gantry crane, serta perluasan container yard menjadi 12 hektare.
"Total investasi sebesar Rp1,2 triliun. Dengan pembangunan infrastruktur ini akan meningkatkan kapasitas terminal menjadi 900.000 TEUs per tahun, yang ditargetkan selesai pada Agustus 2025," ujarnya.
Saat ini Pelabuhan Batu Ampar juga mampu melayani kegiatan bongkar muat dengan lebih efisien. Produksi bongkar muat dari sebelumnya hanya 8 kontainer per kapal per jam, sekarang sudah menjadi 40 kontainer per kapal per jam sejak Ship to Shore (STS) Crane beroperasi.
"Rata-rata waktu sandar kapal peti kemas juga berhasil dipangkas menjadi hanya 24 jam dari sebelumnya 3-5 hari. Hal ini berdampak pada peningkatan minat kedatangan kapal dari para shipping line ke Batu Ampar," ungkapnya.
Dengan peningkatan infrastruktur dan layanan direct call, maka Pelabuhan Batu Ampar telah terkoneksi langsung dengan 20 pelabuhan internasional di Asia.
"Adapun target konektivitas sebanyak 26 pelabuhan di Asia dan Timur Tengah pada tahun 2025. Hal ini akan menurunkan ketergantungan terhadap Singapura," pungkasnya.(239)
Caption :