Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Inflasi Stabil Selama Ramadan, BI Kepri Imbau Warga Jangan Panic Buying

BI Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau warga agar tidak panic buying. Hal ini bertujuan untuk menjaga tekanan inflasi agar tetap stabil.
Pengunjung memilih barang kebutuhan di salah satu supermarket di Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung memilih barang kebutuhan di salah satu supermarket di Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, BATAM - Menjelang bulan Ramadan besok, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau warga agar tidak panic buying. Hal ini bertujuan untuk menjaga tekanan inflasi agar tetap stabil.

"Langkah yang dilakukan BI yakni menggelar operasi pasar murah, sekaligus meminta agar masyarakat berbelanja secukupnya. Jangan panic buying, karena ini penting untuk menjaga keseimbangan pasokan dan harga di pasar," kata Kepala BI Perwakilan Kepri Rony Widijarto, Jumat (28/2/2025).

BI Kepri mendukung stabilisasi harga melalui strategi hulu ke hilir, melalui langkah eprtama yakni menjga ketersediaan pasokan pangan jelang Ramadan, dimana saat bulan suci terjadi lonjakan permintaan.

"Kami juga akan melaksanakan berbagai program untuk menekan inflasi, termasuk operasi pasar serta mendorong produktivitas sektor pertanian dan urban farming," katanya lagi.

Urban farming ini penting, karena membantu masyarakat bisa ikut serta dalam mengatasi inflasi, terutama untuk komoditi penting seperti cabai merah, yang sering jadi penyebab inflasi.

Selanjutnya BI Kepri berencana meningkatkan nilai tambah bagi UMKM, khususnya pada produk unggulan daerah seperti kain tradisional atau wastra.

"Program ini akan melibatkan konsultan dan desainer nasional guna meningkatkan daya saing produk Kepri di pasar global," pungkasnya.

Secara keseluruhan, Kepri mengalami inflasi tahunan pada 2024 sebesar 2,09% (yoy), yang didorong oleh emas perhiasan yang memberikan andil inflasi 0,40% (yoy) dan tarif parkir dan listrik yang masing memberikan andil sebesar 0,26% (yoy) dan 0,18% (yoy).

Untuk 2025, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kepri pada Januari 2025 sebesar 0,43% (mtm). Sementara itu inflasi tahunan tercatat sebesar 2,01% (yoy) atau tetap berada dalam rentang sasaran iflasi 2,5±1%. 

Inflasi yang stabil ini diperkirakan dapat berlanjut hingga akhir 2025.

Adapun risiko peningkatan inflasi pada tahun ini bisa terjadi karena dampak lanjujtan peningkatan tarif parkir, tarif rumah sakit dan tarif listrik terhadap kenaikan harga komoditas lainnya.

Selanjutnya potensi kenaikan beberapa bahan pangan sebagai dampak ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, seperti kenaikan harga beras dan pupuk.

Lalu potensi meningkatnya imported inflation seiring dengan risiko ketidakpasitan global yang masih berlanjut.

Dan terakhir, peningkatan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% yang berdampak langsung terhadap kenaikan harga sejumlah komoditas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper