Bisnis.com, MEDAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatra Utara mengklaim belum menemukan infeksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Sumut, mengingat daerah ini menjadi destinasi favorit wisatawan Malaysia.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumut dr. Nora Violita Nasution mengatakan sampai saat ini tidak adanya arahan khusus dari pemerintah pusat untuk mendeteksi keberadaan HMPV di dalam tubuh seseorang mengingat potensi virus yang tidak berbahaya.
“Kalau saat pandemi [Covid-19] kemarin, setiap orang yang batuk, pilek, demam, itu harus kita tes swab dan PCR. Untuk virus ini, tidak ada edaran dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) untuk melakukan itu,” kata Nora kepada Bisnis, Sabtu (11/1/2025).
Sebagaimana santer diberitakan, HMPV yang bersumber dari China telah masuk ke Malaysia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terutama di daerah yang berdekatan dengan negeri jiran tersebut, termasuk Sumatra Utara. Terlebih, data Badan Pusat Statistik Sumut pada November 2024 mencatat bahwa wisatawan dari Malaysia menjadi yang paling banyak berkunjung ke Sumut, mencapai 49,06% sehingga potensi penularan akan lebih besar.
Ditegaskan Nora, HMPV bukan jenis virus yang berbahaya. Virus yang menyerang saluran pernapasan ini telah ada sejak puluhan tahun lalu dengan gejala infeksi yang mirip dengan influenza, membuat penderitanya terserang pilek, batuk, demam, hingga sesak napas pada beberapa kasus.
Merebaknya kasus HMPV di Cina beberapa waktu lalu hingga menyebar ke beberapa negara disebut Nora berhubungan dengan kondisi cuaca. Nora mengutip perkataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu, bahwa tingginya kasus influenza di Cina yang disebut akibat HMPV terjadi saat musim dingin.
Baca Juga
“Pak Menteri sendiri menyampaikan bahwa kejadian di China itu karena di sana sedang musim dingin, jadi wajar orang kena flu. Dan ini flu biasa. Bukan HMPV saja yang membuat orang di sana flu, tapi ada juga virus influenza lain,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, gejala infeksi HMPV pada orang dengan penyakit bawaan atau komorbid perlu diwaspadai karena bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani. Terutama pada anak dan lansia dengan komorbid yang cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih rendah, HMPV bisa menyebabkan sesak napas hingga pneumonia.
Kendati, kata Nora, Dinkes Sumut tetap waspada dengan segala kemungkinan penyebaran virus terutama di jalur masuknya wisatawan. Kementerian Kesehatan pun disebutnya telah mengeluarkan surat edaran untuk waspada dan siap siaga terhadap infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), yang ditujukan kepada pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, UPT bidang kekarantinaan kesehatan, serta pemangku kepentingan.
“Sudah ada edaran dari Kemenkes, terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan masing-masing instansi maupun pemangku kepentingan, seperti di pintu masuk [wisatawan] perlu dijaga supaya kalau ada orang yang demam, harus dijaring,” pungkasnya.
Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik berlebihan dan termakan kabar burung yang berseliweran di media daring terkait virus HMPV ini. Upaya-upaya preventif dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, tegasnya, lebih perlu untuk dilakukan agar terhindar dari infeksi penyakit. (K68)