Bisnis.com, AGAM - Dalam kondisi erupsi Gunung Marapi yang berada di level III Siaga ini masih terdapat ribuan warga di Nagari/Desa Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, membutuhkan akses evakuasi yang memadai.
Wali Nagari (Kepala Desa) Bukit Batabuah, Firdaus mengatakan di desanya itu terdapat dua wilayah yang berada dekat dari Gunung Marapi yakni Jorong Gobah yang memiliki 337 KK dan Jorong Batang Silasiah 933 KK.
"Untuk yang 933 KK ini cuma memiliki satu akses evakuasi, dan itu pun kondisinya ada satu titik yang terjadi longsor beberapa waktu lalu, kondisinya butuh penanganan," katanya, Jumat (8/11/2024).
Dia menyebutkan jika seandainya terjadi hal yang buruk akibat erupsi Gunung Marapi itu, maka warga 933 KK itu akan sulit melakukan evakuasi, karena di perkampungan tersebut hanya punya satu akses saja.
"Sudah saya laporkan ke BPBD juga, semoga segera direspons, terlebih kondisi letusan Gunung Marapi lagi meningkat aktivitasnya," ujar dia.
Firdaus mengatakan meski kondisi Gunung Marapi telah dinyatakan naik ke level Siaga, namun belum ada perintah untuk mengevakuasi warga yang berada di radius 4-5 km dari puncak Marapi.
Baca Juga
Berdasarkan rekomendasi yang diberikan Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat dilarang beraktivitas di radius 4,5 km.
"Semoga ada kebijakan dari pemerintah kabupaten untuk kondisi, karena saya di desa ini perlu menunggu arahan atau perintah dari pemerintah kabupaten terlebih dahulu," sebutnya.
PVMBG mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Kemudian masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
"Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker," imbaunya.
Sementara itu, Jubir BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab mengatakan dengan telah adanya kenaikan level yang telah diumumkan secara resmi oleh PVMBG itu, maka perlu ditindaklanjuti dengan sejumlah kebijakan dan rencana.
Sehingga apabila sewaktu-waktu Gunung Marapi mengalami erupsi yang memberikan dampak yang parah, risiko bencana bisa diminimalisir.
"Seperti apa rencana dan kebijakannya informasi lebih detail akan kami bahas dalam rapat koordinasi bersama sejumlah pihak yang direncanakan Jumat (8/11) siang ini," katanya.
Namun dia menyatakan hal terpenting yang perlu dipahami dengan telah naiknya level Gunung Marapi saat ini, sesuai dengan rekomendasi yang diberikan PVMBG bahwa di radius 4,5 km masyarakat maupun pendaki dilarang mendekati Gunung Marapi.
"Sementara kini ada beberapa titik di radius itu yang masih terdapat pemukiman penduduk serta cukup luasnya hamparan pertanian masyarakat," ujar dia.
Ilham menegaskan langkah cepat penting penting dilakukan saat ini sebagai antisipasi dari peningkatan status Gunung Marapi, dan penanganan kemungkinan akan berbeda dengan kondisi saat banjir bandang lahar dingin Marapi yang terjadi pada Mei lalu.
Dia menyatakan penanganan yang akan dilakukan nantinya itu akan berbeda pada bencana Mei lalu itu, meskipun sumber bencana alamnya dari tempat yang sama yakni di Gunung Marapi.
Menurutnya hal yang perlu diwaspadai terutama bagi masyarakat yang berada di daerah kawasan rawan bencana (KRB) I hingga KRB III dari erupsi Gunung Marapi.
"Untuk daerah yang berada dalam KRB I harus kosong tidak dibolehkan melakukan aktivitas dalam radius yang telah ditentukan dari pusat erupsi. Sedangkan untuk di KRB II diminta untuk meningkatkan kewaspadaan nya," sebut dia.