Bisnis.com, AGAM - Kawasan pertanian sayur di kaki Gunung Marapi, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, dilema dengan kondisi penyusutan produksi akibat terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Marapi.
Salah seorang petani, Didi, yang tengah memanen sayur kubis atau kol, menceritakan pada umumnya kondisi petani yang ada di kawasan Gunung Marapi merasakan dampak dari sebaran abu vulkanik tersebut. Karena abu itu membuat tanaman sayur banyak membusuk dan rusak.
"Kalau yang busuk ada, seperti sayur kol ini. Lalu tomat dan terong juga mudah membusuk terkena abu vulkanik," katanya, Kamis (11/1/2024).
Dia menyampaikan khusus untuk tanaman sayur kol yang kini tengah dipanen tersebut, bukanlah dalam kondisi yang baik. Biasanya sebelum ada terjadi erupsi Gunung Marapi, produksi sayur kol bisa mencapai puluhan karung. Sementara kini hanya sekitar belasan karung saja.
"Kalau dihitung penyusutan produksinya itu diperkirakan mencapai 30%," tegasnya.
Parahnya lagi, akibat abu vulkanik yang menyelimuti permukaan hamparan pertanian, membuat petani harus melakukan sortir yang ekstra, guna memastikan bahwa sayur-sayur yang dipanen dan hendak dilempar ke pasar tersebut, aman dan tidak membawa abu vulkanik.
Baca Juga
"Seperti sayur kol yang saya panen ini, biasanya ukurannya besar-besar. Dikarenakan ada abu vulkanik, saya harus mengelupaskan daun kolnya, hingga kondisi benar-benar tidak terlihat ada abu vulkaniknya. Akibatnya, ukuran sayur kol jadi kecil," ujarnya.
Didi menyebutkan dengan adanya kondisi dampak erupsi Gunung Marapi itu, mau tidak mau, petani setempat harus ikhlas menerima kerugian, terutama bagi petani yang gagal panen.
Menurutnya sudah risiko bagi petani yang melakukan aktivitas berkebun di kawasan gunung api yang aktif. Baginya kondisi tersebut tidaklah berlangsung dari tahun ke tahun.
"Kami berharap kondisi ini segera berakhir dan normal kembali. Jadi kami para petani bisa hidup seperti biasa. Karena sekarang kami pun harus waspada saat berada di kebun, kan berada di kaki Gunung Marapi yang saat ini masih erupsi," sebutnya.
Sementara itu, Bupati Agam Andri Warman mengatakan dampak abu vulkanik memang turut dirasakan oleh petani yang ada di kawasan Gunung Marapi, khususnya di wilayah Kabupaten Agam.
"Ada beberapa kawasan nagari/desa yang terkena, termasuk kawasan pertanian yang pada umum sayur-sayuran. Terparah berada di Canduang dan juga di Sungai Pua," ujarnya.
Selain itu, dengan adanya kondisi Gunung Marapi yang kini berada pada level III atau Siaga, Andir mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius 4,5 km.
"Sesuai arahan dari PVMBG, pada radius 4,5 km tidak aman untuk ada aktivitas orang. Kami telah menindaklanjutinya itu dengan cara menemui warga dan mensosialisasikan bahwa harus waspada," ungkapnya.