Bisnis.com, BATAM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau mulai khawatir dengan mandeknya ekspor ikan hidup dari Natuna dan Anambas ke Hong Kong sejak semester pertama 2025.
Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura mengatakan sejak awal tahun, ekspor ikan terutama ikan napoleon dan kerapu dari dua kabupaten pulau terluar di Indonesia tersebut terhenti.
"Biasanya ada kapal berbendera Hong Kong yang menjemput langsung ke Kepri. Kami menduga sebelumnya, ada pengetatan kebijakan perdagangan atau pembatasan impor dari pihak Hong Kong," katanya, Jumat (11/7/2025).
Situasi ini telah menyebabkan penumpukan stok ikan hidup yang tidak terserap pasar dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat pesisir.
"Alternatif distribusi lewat jalur udara sulit dilakukan karena keterbatasan kapasitas dan tingginya biaya operasional," katanya lagi.
Nyanyang menjelaskan bahwa penghentian ekspor ini telah berdampak serius terhadap pelaku usaha dan pembudidaya ikan di dua wilayah perbatasan tersebut.
Baca Juga
"Ekspor ikan hidup ini merupakan tulang punggung ekonomi nelayan di Anambas dan Natuna. Sudah puluhan tahun berlangsung, dan kini nelayan kita terancam kehilangan mata pencaharian," jelasnya.
Pria nomor dua di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini mengaku telah beraudiensi dengan Kementerian Luar Negeri agar difasilitasi bertemu dengan Pemerintah China.
"Kami hanya meminta komunikasi diplomatik agar ekspor yang telah berlangsung puluhan tahun tersebut bisa pulih kembali," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pangkalan PSDKP Baam Semuel Sandi Rundupadang mengatakan penghentian ekspor ikan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Hongkong, yang disebut berkaitan dengan perang dagang Amerika dan China.
"Pemerintah China memperketat pengawasan barang masuk ke Hong Kong karena adanya kekhawatiran penyelundupan lewat jalur laut. Akibatnya, kapal-kapal Hong Kong tidak lagi mengambil ikan dari Natuna dan Anambas," katanya.(239)