Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potret Pelajar Memanfaatkan Starlink untuk Proses Belajar di Pelosok Desa di Dharmasraya Sumbar

Akses internet kini dibuka untuk pelajar di 17 sekolah di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat.
Potret proses belajar mengajar menggunakan laptop di daerah yang baru terlepas dari blankspot di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, Selasa/Istimewa-Humas Pemkab
Potret proses belajar mengajar menggunakan laptop di daerah yang baru terlepas dari blankspot di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, Selasa/Istimewa-Humas Pemkab

Bisnis.com, DHARMASRAYA - Kawasan di dua kecamatan yakni di IX Koto dan di Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, merupakan daerah yang dulunya tidak memiliki akses internet atau blankspot sehingga membuat daerah itu tertinggal dari sisi kemajuan teknologi informasinya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dharmasraya, Bobby Perdana Riza mengatakan daerah IX Kota dan Asam Jujuhan sudah cukup lama berada pada wilayah blankspot, para pelajar di daerah itu tidak bisa mengakses internet untuk mendapatkan berbagai materi pelajaran, diluar dari buku yang ada di sekolah.

“Memiliki akses komunikasi merupakan mimpi untuk menikmati pembelajaran digital sering terasa seperti angan-angan. Tapi kini, berkat program 100 Hari Kerja Bupati Dharmasraya dan Wakil Bupati, impian itu menjadi nyata. Sebanyak 17 sekolah terpencil di Dharmasraya akhirnya tersambung internet melalui teknologi satelit starlink,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (1/7/2025).

Dia menyebutkan salah satu sekolah yang kini telah bisa mengakses internet itu yakni di SDN 01 IX Koto, SDN 15 IX Koto, SDN 02 Asam Jujuhan, dan SDN 05 Asam Jujuhan.

Kendala yang dihadapi selama ini, dan harapan yang begitu besar bisa memiliki fasilitas telekomunikasi yakni internet, kini ternyata telah terwujud.

Para pelajar pun bisa mengakses internet, sehingga kini pelajar mulai menerapkan penggunaan laptop hingga ponsel pintar dalam proses belajarnya.

Kepala Sekolah SDN 01 IX Koto, Tamrin mengatakan langkah tersebut tak hanya sekadar pencapaian teknis, dan hal tersebut adalah simbol dari komitmen pemerataan pendidikan bahwa anak-anak di IX Koto, Asam Jujuhan, atau Timpeh, memiliki hak yang sama untuk belajar dari YouTube, mengikuti ANBK, atau membuka Google Classroom, sebagaimana anak-anak di pusat kabupaten.

“Kami sangat bersyukur. Kini pembelajaran bisa berjalan lebih lancar. Guru bisa akses materi, siswa bisa ikut pelatihan dan ujian online. Ini seperti membuka jendela baru bagi anak-anak kami,” ujarnya.

Sementara itu, di SDN 15 IX Koto, Kepsek M. Yusuf juga mengatakan kini dengan telah adanya fasilitas internet itu, suasana belajar jadi lebih hangat seru. Dimana para pelajar terlihat sangat antusias belajar menggunakan chromebook yang sebelumnya tak pernah bisa difungsikan karena ketiadaan jaringan.

“Dulu kami hanya bisa lihat dari jauh sekolah lain ikut ANBK, sekarang kami bisa ikut juga. Internet ini bukan hanya alat bantu, tapi semangat baru bagi kami di pedalaman,” katanya.

Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani mengatakan akses internet yang digunakan di daerah IX Koto itu, menggunakan teknologi Starlink, dan hal itu benar-benar menjadi pilihan utama, karena mampu menjangkau wilayah tanpa sinyal seluler dan kabel optik.

“Jadi ada 17 sekolah penerima berdasarkan pemetaan menyeluruh terhadap blank spot Dharmasraya. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak-anak di Dharmasraya yang tertinggal hanya karena masalah sinyal. Dengan Starlink, semua bisa terjangkau,” tegasnya.

Tak hanya perangkat yang dipasang, biaya langganan internet pun ditanggung untuk beberapa bulan awal. Artinya, para guru dan siswa bisa langsung memanfaatkannya tanpa harus menunggu proses penganggaran baru.

Menurutnya koneksi internet yang kini telah terpasang tersebut bukan titik akhir. Justru menjadi pijakan awal bagi lompatan kualitas pembelajaran digital di Dharmasraya.

Pemkab Dharmasraya melalui Dinas Pendidikan tengah menyiapkan langkah lanjutan—bekerja sama dengan platform edukasi nasional seperti Ruangguru.

“Kami akan menggandeng Ruangguru agar siswa-siswa di daerah terpencil dapat mengakses pembelajaran tambahan, try out berbasis aplikasi, hingga video pembelajaran yang sesuai kurikulum. Dengan internet yang sudah tersedia, kolaborasi ini menjadi sangat memungkinkan,” jelas Annisa.

Selain itu, di dalam berbagai kesempatan, Annisa menegaskan bahwa setiap anak Dharmasraya berhak mendapatkan kualitas pendidikan yang setara, tanpa melihat peta.

Kini, dengan internet yang menyala di ruang-ruang kelas kecil di balik bukit dan hutan, anak-anak itu punya peluang baru. Tak sekadar membuka Google atau YouTube, tapi membuka masa depan.

“Karena setiap anak berhak terhubung dengan dunia, dari mana pun mereka berasal,” ungkap Annisa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper