Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan Provinsi Sumatra Barat pada triwulan I/2025 mengalami perlambatan pertumbuhan di tengah melambatnya intermediasi risiko kredit yang mengalami peningkatan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar M. Abdul Majid mengatakan melihat pada penyaluran kredit ke sektor korporasi pada triwulan I/2025 terjadi terkontraksi.
Penurunan pertumbuhan kredit sektor korporasi terutama disebabkan oleh terbatasnya pertumbuhan pada lapangan usaha utama di Sumbar yakni industri pengolahan dan perdagangan.
“Kualitas kredit korporasi Sumbar meningkat, tercermin oleh rasio NPL yang lebih tinggi meski masih berada di bawah 5%,” katanya dikutip dari data Laporan Perekonomian Provinsi Sumbar, Rabu (25/6/2025).
Dia menjelaskan kredit Sumbar pada triwulan I/2025 tercatat sebesar 3,80% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,08% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, tertahannya pertumbuhan kredit diakibatkan oleh penurunan kinerja pada seluruh komponen kredit.
Dimana untuk kredit modal kerja pada periode laporan mencatatkan kontraksi yang lebih dalam sebesar 2,58% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,20% (yoy). Sementara itu, kredit investasi dan kredit konsumsi mencatatkan perlambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,23% (yoy) dan 8,80% (yoy), lebih rendah dibandingkan 7,97% (yoy)
Baca Juga
“Risiko kredit perbankan Sumbar pada triwulan I/2025 meningkat namun tetap terjaga,” ujarnya.
Majid merinci untuk rasio NPL Sumbar pada triwulan I/2025 tercatat berada di angka 2,22%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 1,91%.
Bila melihat berdasarkan jenis penggunaannya, penurunan rasio NPL terjadi pada komponen kredit modal kerja dan investasi masing-masing sebesar 3,30% dan 3,21%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,85% dan 2,49.
“Sementara itu, rasio NPL kredit konsumsi sedikit meningkat sebesar 1,02%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,93%,” sebutnya.
Kemudian pada sektor rumah tangga, penyaluran kredit tumbuh terbatas. Pada triwulan I/2025, kredit kepada rumah tangga tercatat tumbuh meski sedikit melambat dibanding periode sebelumnya.
Menurutnya kondisi ini disebabkan oleh penurunan pada kredit multiguna dan kredit lainnya. Risiko kredit rumah tangga terjaga tercermin dari rasio NPL yang stabil dan berada jauh dibawah nilai ambang batas 5%.
Selain itu, secara umum untuk kinerja perbankan menunjukan stabilitas keuangan Sumbar triwulan I/2025 tumbuh terbatas. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Sumbar mencatatkan tren pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sejalan pertumbuhan kinerja, aset perbankan tumbuh terbatas.
Total aset perbankan Sumbar pada triwulan I/2025 tercatat tumbuh sebesar 3,63% (yoy) atau senilai Rp87,65 triliun. Namun demikian, jumlah ini lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya senilai Rp87,99 triliun.
Berdasarkan jenisnya, melambatnya pertumbuhan aset didorong oleh aset bank syariah dengan pertumbuhan sebesar 15,67% (yoy) dibandingkan 17,46% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Sementara aset bank konvensional tumbuh sebesar 1,72% (yoy), meningkat dari 1,24% (yoy) pada triwulan IV 2024. Dilihat dari komposisinya, aset perbankan Sumbar masih didominasi oleh aset bank konvensional dengan nilai 84,75% dari total nilai aset perbankan Sumbar.