Bisnis.com, PADANG – Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra Barat pada kuartal I/2025 ditopang oleh konsumsi rumah tangga maupun pemerintah pada momen Ramadan dan Idulfitri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Sumbar pada kuartal I/2025 tumbuh sebesar 4,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan kuartal IV/2024 sebesar 4,04% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar M. Abdul Majid mengatakan akselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh momen Ramadan dan Idulfitri yang mendorong kinerja konsumsi rumah tangga maupun pemerintah.
Dia menyebutkan dari sisi Lapangan Usaha (LU), peningkatan ekonomi Sumbar bersumber dari LU Pertanian seiring dengan periode panen maupun LU Industri Pengolahan dari kenaikan industri CPO.
“Jadi secara spasial pertumbuhan ekonomi Sumbar tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di Pulau Sumatra sebesar 4,85% (yoy) maupun pertumbuhan secara Nasional sebesar 4,87% (yoy),” katanya dikutip dari data Laporan Perekonomian Provinsi Sumbar, Kamis (19/6/2025).
Majid menjelaskan melihat dari kondisi kuartal I/2025 itu, diperkirakan untuk pertumbuhan ekonomi Sumbar relatif termoderasi pada kuartal II/2025.
Baca Juga
Kondisi ini diperkirakan tidak terlepas dari tertahannya kinerja LU Pertanian pasca panen tanaman padi yang tinggi pada kuartal sebelumnya.
Kemudian LU Perdagangan juga diproyeksikan termoderasi sejalan dengan normalisasi konsumsi pasca Ramadan serta berlanjutnya tendensi penurunan penjualan kendaraan.
Kinerja LU Industri Pengolahan berpotensi tertahan salah satunya akibat gangguan supply dari produsen karet yang turut berdampak pada kinerja ekspor.
“Jadi, di tengah ketidakpastian global ini, ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 tumbuh sebesar 4,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2024 sebesar 5,02% (yoy),” tegasnya.
Di sisi lain, kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal I/2025 mengalami kontraksi sebesar 0,46% (yoy) setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh solid 8,55% (yoy) akibat melemahnya realisasi komponen Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) serta tertahannya belanja modal sektor swasta.
Kinerja impor juga terkontraksi sebesar 31,02% (yoy) didorong oleh moderasi impor migas dan nonmigas.
Majid mengatakan akselerasi pertumbuhan ekonomi juga tercermin dari kinerja Lapangan Usaha (LU) utama yaitu LU Pertanian dan Industri Pengolahan.
LU Pertanian menjadi penyumbang utama dengan kinerja sebesar 6,45% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 1,00% (yoy) sehingga secara keseluruhan memberikan andil 1,38% dari angka pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar kuartal I/2025.
Peningkatan kinerja LU Pertanian tersebut didorong oleh momentum panen yang bergeser pada kuartal laporan sehingga terjadi kenaikan produksi padi sebesar 23,29% (yoy).
“Selain didukung oleh percepatan tanam untuk memenuhi kebutuhan HBKN, produksi padi yang meningkat juga didukung dari produktivitas lahan yang pulih dari bencana alam,” tambahnya.