Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Langkah Sumbar Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 7,3% pada 2029

Target 7,3% merupakan angka yang cukup tinggi dan Sumbar membutuhkan nilai investasi yang besar dan langkah-langkah konkret dari hulu ke hilir.
Seorang warga mengangkut rumput laut Sargassum untuk dijemur di kawasan Pantai Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (10/2/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang warga mengangkut rumput laut Sargassum untuk dijemur di kawasan Pantai Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (10/2/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumbar duduk bersama untuk menyiapkan langkah jitu untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7,3% pada tahun 2029.

Kepala Kanwil DJPb Sumbar Syukriah HG mengatakan bahwa target 7,3% itu merupakan angka yang cukup tinggi dan tidak bisa dicapai jika hanya dengan pendekatan biasa, dan Sumbar membutuhkan nilai investasi yang besar dan langkah-langkah konkret dari hulu ke hilir. 

“Kita tidak bisa menunggu setiap potensi harus segera diolah menjadi kekuatan ekonomi riil,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (17/6/2025).

Dia melihat ada salah satu sektor yang berpeluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi itu yakni pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang secara konkret dari tahap awal hingga realisasi penuh. 

Menurutnya keberadaan Teluk Tapang sebagai pintu ekspor utama harus segera dioptimalkan agar tidak tertinggal dari daerah lain. Pembangunan ini harus disinergikan dengan revitalisasi Pelabuhan Teluk Bayur dan penguatan Pelabuhan Panasahan, sehingga Sumbar memiliki tiga simpul pelabuhan yang saling menopang dalam konektivitas ekonomi.

Selain itu, DJPb juga menyoroti pentingnya pengembangan industri pengolahan pangan, khususnya Rice Milling Modern. Dimana Sumbar memiliki keunggulan sebagai produsen gabah dengan kualitas tinggi, biaya produksi yang rendah, dan produktivitas lahan yang baik, serta industrialisasi pasca-panen adalah kunci.

“Usulan ini ditujukan untuk diterapkan di seluruh kabupaten dan kota agar petani tidak hanya menjual gabah, tetapi juga bisa meningkatkan nilai tambah secara signifikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, hilirisasi komoditas unggulan seperti gambir juga menjadi sorotan. Dengan menjadikan gambir sebagai bahan baku industri ekspor bernilai tinggi, seperti farmasi, kosmetik, dan penyamakan kulit, Sumbar mampu menciptakan pasar baru sekaligus meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM. 

“Hilirisasi gambir harus menjadi bagian integral dalam strategi pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah-daerah produsen utama seperti Kabupaten Lima Puluh Kota dan sekitarnya,” tambah Sukriah.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan perubahan pola pikir dan pola kerja adalah kunci, dan yang terlihat sejauh ini Sumbar masih berada di zona nyaman. 

“Target 7,3% adalah tantangan yang harus dijawab dengan lompatan. Sumbar punya potensi tinggal bagaimana meyakinkan investor dan menyiapkan pondasi agar investasi masuk,” ujarnya.

Dikatakannya ada beberapa proyek strategis yang juga didorong antara lain Pembangunan PLTA senilai Rp6 triliun di Pasaman, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Siberut, Mentawai, budidaya lobster di Sipora yang terintegrasi dengan pembangunan infrastruktur jalan, reklamasi dan modernisasi pelabuhan Teluk Bayur, peningkatan akses dan fasilitas Pelabuhan Panasahan di Pesisir Selatan, SPM dan industrialisasi pangan pasca-panen berbasis teknologi.

Mahyeldi menyebutkan total kebutuhan investasi hingga 2029 diperkirakan mencapai Rp117,3 triliun, yang akan difokuskan pada sektor-sektor produktif dan berorientasi ekspor. Kemudian kerja sama lintas sektor, percepatan penyelesaian lahan, reformasi perizinan, dan fokus pada hilirisasi menjadi kunci pencapaian target.

“Jadi kami benar-benar harus bertindak cepat, terukur, dan saling memperkuat. Saya yakin, dengan semangat kolaborasi dan arah yang jelas, target pertumbuhan 7,3% pada 2029 dapat kami wujudkan,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper