Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Hasil Uji Coba Maggot, Pakan Ikan Air Tawar yang Ekonomis dan Ramah Lingkungan

Maggot bisa dijadikan pakan alternatif karena dapat mempercepat pertumbuhan ikan air tawar yang dibudidaya.
Proses melakukan pengukuran berat badan ikan hasil budidaya yang diberi pakan maggot di Kota Padang, Sumatra Barat. foto/Istimewa
Proses melakukan pengukuran berat badan ikan hasil budidaya yang diberi pakan maggot di Kota Padang, Sumatra Barat. foto/Istimewa

Bisnis.com, PADANG - Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang merupakan jenis larva lalat yang dibudidaya dari hasil sampah sayur dan buah-buahan ternyata sangat bagus untuk menjadi pakan alternatif karena dapat mempercepat pertumbuhan ikan air tawar yang dibudidaya.

Akademisi dari Departemen Biologi FMIPA Universitas Andalas, yang juga merupakan sebagai pendamping teknis, Dr. Resti Rahayu mengatakan telah melakukan ujicoba penggunaan maggot sebagai pakan ikan nila selama 45 hari di 12 kolam yang berukuran 1x1 meter, dimana masing-masing kolam berisi 20 ekor ikan dengan bobot awal 100-125 gram.

“Uji coba ini sebenarnya kolaborasi Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF (black soldier fly) dengan TJSL PT Semen Padang. Pada ujicoba ini kami berharap mendapatkan informasi bahwa ada alternatif yang lebih ekonomis untuk pakan ikan nila atau ikan air tawar yang dibudidaya. Alhamdulillah, uji cobanya berlangsung dengan baik, dan ternyata maggot dapat mempercepat menambah berat ikan yang dibudidaya itu,” katanya, Selasa (3/6/2025).

Dia menjelaskan empat jenis pakan diuji itu, mulai dari menggunakan 100% pakan komersial, 100% pakan Gerpari (campuran tepung roti, susu kadaluarsa, ampas tahu, pelet), 100% pelet Pelkito SP (pakan olahan maggot), dan kombinasi 50% pakan komersial dengan 50% maggot segar.

Kondisi yang didapatkan, untuk pertumbuhan tertinggi masih dicapai oleh pakan komersial dengan kenaikan 30%. Namun, kombinasi maggot dan pakan komersial mencatat pertumbuhan 23% – 27%, dengan efisiensi biaya yang jauh lebih baik, dimana untuk harga pakan komersial mencapai Rp12.000 per kg, sedangkan maggot hanya Rp4.000 hingga 6.000 per kg. 

“Jika dibudidayakan sendiri, biayanya bisa jauh lebih murah,” ujarnya.

Selain itu Rahayu menyampaikan manfaat lainnya adalah pengurangan sampah organik ke TPA dan penurunan emisi gas rumah kaca. Dosen yang dikenal sebagai Ayu Maggot ini menilai budidaya maggot memiliki dampak lingkungan dan ekonomi yang luas.

Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan PT Semen Padang, Iskandar Z Lubis juga mengatakan dengan adanya hasil ujicoba yang baik itu, PT Semen Padang juga turut merasa gembira dari uji coba pemanfaatan maggot BSF sebagai pakan alternatif ikan nila. 

“Bahkan dalam dua minggu, berat ikan meningkat hingga 23% – 27%, menjadikan maggot sebagai solusi potensial di tengah mahalnya harga pakan komersial,” katanya.

Iskandar menjelaskan kolaborasi Semen Padang dengan Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF ini terwujud, karena sebelumnya kelompok budidaya maggot itu juga merupakan binaan dari Semen Padang. Kemudian kini lahir program untuk melakukan uji coba maggot menjadi pakan ikan air tawar.

Sehingga lahirlah program tersebut dari dua persoalan utama yang dihadapi masyarakat, khususnya pembudidaya kecil, yakni mahalnya harga pakan dan tingginya volume sampah organik yang belum tertangani. 

"Dengan pendekatan ekonomi sirkular, maggot menjadi solusi inovatif yang efisien secara biaya, sekaligus membantu pengurangan sampah dan peningkatan produktivitas budidaya,” jelasnya.

Dikatakannya adapun tujuan dari program untuk menciptakan pakan ikan yang ekonomis dan ramah lingkungan, serta memperkuat ketahanan pangan lokal.

Oleh karena itu, dia berharap inisiatif ini bisa direplikasi lebih luas di berbagai daerah. Selain mengurangi biaya produksi,  hal tersebut juga mendukung program pengurangan sampah organik dan pengendalian emisi gas rumah kaca.

Kemudian program tersebut juga mendukung visi Pemerintah Kota Padang dalam pengurangan sampah organik dan selaras dengan program darurat sampah. Selain itu, inisiatif ini turut mengimplementasikan poin Asta Cita Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper