Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inhil Minta Dukungan Kemenperin Dorong Hilirisasi Kelapa, Sagu, dan Pinang

Pemkab Inhil mengajukan dukungan kepada Kementerian Perindustrian untuk mendorong hilirisasi komoditas unggulan daerah, yakni kelapa, sagu, dan pinang.
Kelapa bulat yang dijual di Pasar Nalo, Jakarta, Kamis (24/4/2025). —Bisnis/Rika Anggraeni
Kelapa bulat yang dijual di Pasar Nalo, Jakarta, Kamis (24/4/2025). —Bisnis/Rika Anggraeni

Bisnis.com, PEKANBARU – Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, mengajukan dukungan kepada Kementerian Perindustrian untuk mendorong hilirisasi komoditas unggulan daerah, yakni kelapa, sagu, dan pinang. 

Permintaan ini disampaikan langsung oleh Bupati Inhil Herman, saat audiensi dengan Wakil Menteri Perindustrian M. Faisol Riza, di Jakarta.

Bupati Herman menyebutkan kelapa merupakan komoditas utama yang menopang ekonomi masyarakat Inhil. Dirinya menekankan pentingnya akses pasar ekspor yang tetap terbuka agar harga kelapa tetap kompetitif dan menguntungkan petani.

“Kelapa merupakan komoditas utama masyarakat kami. Masyarakat harus memiliki akses pasar yang bebas agar harga kelapa tetap kompetitif dan menguntungkan,” ujar Herman, Kamis (8/5/2025).

Dia juga menyampaikan Pemkab Inhil akan terus memberikan perhatian pada pengembangan wilayah penghasil kelapa melalui berbagai program seperti bantuan CSR dan pembangunan tanggul. 

Selain itu, hilirisasi industri kelapa menjadi prioritas untuk meningkatkan nilai tambah. Pemerintah daerah membuka peluang investasi seluas-luasnya bagi pelaku industri yang ingin mengembangkan produk turunan kelapa di Inhil.

Kemudian, Bupati Herman menyoroti potensi komoditas sagu. Dia menjelaskan sagu dari Inhil sebagian besar masih dipasarkan dalam bentuk basah. Dukungan dari pemerintah pusat sangat dibutuhkan agar sagu dapat diolah menjadi produk kering dengan nilai jual yang lebih tinggi.

“Industri pengolahan sagu sangat kami butuhkan, agar komoditas ini tidak hanya mentah dikirim ke luar daerah, tapi bisa memberikan nilai tambah langsung di tempat asal,” ujarnya.

Komoditas strategis lainnya adalah pinang. Dengan luas perkebunan mencapai 19.159 hektare, ekspor pinang dinilai sangat potensial untuk ditingkatkan. Herman berharap Kemenperin turut mendorong pembukaan pasar ekspor baru serta pengembangan industri pengolahan pinang di daerah.

“Kami ingin setiap komoditas unggulan daerah tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan memberi kesejahteraan maksimal bagi masyarakat,” tegasnya.

Audiensi ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kepala daerah se-Riau ke kementerian terkait dalam rangka memperkuat sinergi pusat dan daerah untuk percepatan pembangunan sektor industri dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper