Bisnis.com, BATUSANGKAR - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, menargetkan seluruh nagari/desa di daerah itu hadir Koperasi Desa Merah Putih sebagai upaya pembangunan perekonomian hingga pelosok negeri.
Wakil Bupati Tanah Datar Ahmad Fadly mengatakan saat di daerahnya itu ada 75 Kopdes Merah Putih yang telah berbadan hukum di seluruh nagari/desa, adanya capaian itu berkat kekompakan masyarakat yang menaruh harapan yang besar hadirnya koperasi desa itu.
"Kami tentu berkomitmen untuk memperluas keberadaan Kopdes Merah Putih itu. Bahkan disetiap pertemuan pemerintah nagari yang diawali dengan Musyawarah Nagari (Musnag), selalu dibahas pembentukan koperasi desa itu," katanya, Jumat (15/8/2025).
Dia menyampaikan komitmen tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden RI Prabowo Subianto tentang percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih dalam upaya mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, dan kopdes merupakan salah satu ujung tombak pembangunan.
Pemkab Tanah Datar melihat kopdes merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah pusat dengan membangun dari desa/nagari untuk pemerataan ekonomi. "Untuk itu wajib mendukung program tersebut, apalagi koperasi awalnya di cetuskan oleh Bapak Koperasi yaitu Bung Hatta yang berhasil sampai ke pelosok negeri," ujarnya.
Menurutnya selama ini kegagalan koperasi bukan karena sistem, akan tetapi karena pengurus tidak amanah atau anggota yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga
Oleh karena itu, perlu kolaborasi bersama untuk mengatasi persoalan tersebut, salah satunya dengan cara kelola koperasi desa dengan amanah, jujur dan punya komitmen untuk kesejahteraan desa, sehingga dapat berdampak baik untuk ekonomi masyarakat.
"Insyaallah, kalau koperasi dikelola dengan baik akan berdampak positif untuk ekonomi masyarakat. Say mengajak masyarakat untuk bersama-sama berjuang untuk kesejahteraan masyarakat dan selalu optimis dengan hasil yang maksimal," tutupnya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar Endrizal mengatakan Kopdes Merah Putih sejatinya hadir untuk mengangkat potensi ekonomi di pedesaan, dan di Sumbar memiliki beragam potensi yang bisa dikembangkan, mulai dari sektor perikanan, pertanian/perkebunan, pariwisata, hingga kerajinan/UMKM.
Hanya saja untuk mengelolah potensi yang ada di sebuah Kopdes Merah Putih itu, kata Endrizal, butuh kampuan sumber daya manusia yang handal (SDM) di jajaran pengurusan koperasinya.
“Tidak dapat dipungkiri, masih ada SDM dari masyarakat di Sumbar yang belum bagus dalam mengelolah sebuah koperasi, buktinya dari 4.300 koperasi yang di Sumbar, terdapat 2.300 yang tidak aktif," ungkapnya.
Bicara soal potensi, Sumbar memiliki 7 kabupaten dan kota yang berada di bentangan pantai samudera, mulai dari Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Artinya desa yang berada di garis pantai itu, Kopdes Merah Putih nya akan menjalankan usaha yang bergerak di bidang perikanan, seperti budidaya ikan kerapu, lobster, wisata bahari, hingga produksi garam.
Sementara untuk potensi pertanian/perkebunan, bisa dikatakan hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumbar memiliki potensi yang bagus untuk dikelolah melalui Kopdes Merah Putih itu. Misalnya untuk hasil perkebunan yang menghasilkan komoditas ekspor yakni gambir. Kopdes bisa hadir untuk menapung hasil panen petani, dan kemudian Kopdes lah membangun jaringan ke pelaku eksportir, untuk menjual hasil perkebunannya.
“Bila hal ini jalan, maka Kopdes dapat memutus rantai penjualan dari pengepul/agen, dimana selama ini yang menetukan harga jual beli gambir adalah pengepul, dan hal tersebut yang kami duga menjadi penyebab turunnya harga gambir di tingkat petani. Namun untuk menjalankan rencana ini, akan ada kerjasama antara Kopdes dengan eksportir, terlebih dahulu,” ujarnya.
Dikatakannya sejauh ini secara umum proses pembentukan Kopdes yang ada di seluruh desa di Sumbar masih terus berjalan, dimana posisi saat ini tengah menyelesaikan badan hukum serta administrasinya. Sehingga diperkirakan Kopdes di Sumbar baru akan berjalan secara optimal pada penghujung Agustus atau di September 2025 mendatang.
“Jadi dalam mempersiapkan Kopdes ini, seiring waktu berjalan ada tahapan yang perlu dilakukan, salah satunya analisa, dan tujuan adalah bisa mematangkan keberadaan Kopdes kedepannya,” katanya.
Dia menyebutkan dengan tengah berlangsungnya penyelesai sejumlah administrasi, pemda juga telah melakukan pemetaan potensi desa untuk dikelola oleh Kopdes, dimana Sumbar yang memiliki beragam potensi yang bisa dikembangkan, mulai dari sektor perikanan, pertanian/perkebunan, pariwisata, hingga kerajinan/UMKM.
Endrizal menegaskan dalam menjalankan Kopdes Merah Putih ini pemda di Sumbar sangat serius dan jeli untuk menentukan di sektor apa koperasinya bergerak, dan yang pastinya harus menyesuaikan potensi yang ada di desa sekitar. Artinya dalam Kopdes itu, tidak serta merta pengurus dan anggota saja yang punya koperasi, tapi dari pemda juga ikut membina dan mengawasinya.
Hal yang paling ditekankan, bahwa dengan adanya program Kopdes Merah Putih ini, turut mengingatkan mengingatkan dengan sosok Bung Hatta yang menjadi Bapak Koperasi di Indonesia dan Wakil Presiden RI pertama, yang juga orang asli Sumbar, maka keberlangsungan Kopdes di Ranah Minang harus berjalan optimal, sehingga bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya. [ Muhammad Noli Hendra ]