Bisnis.com, PEKANBARU — Pemerintah Provinsi Riau tengah mempertimbangkan opsi menjual Stadion Utama Riau sebagai bagian dari strategi efisiensi anggaran daerah.
Gubernur Riau Abdul Wahid mengungkapkan rencana ini dalam Rapat Kerja Perangkat Daerah (RKPD) yang digelar di Gedung Daerah.
Menurut Wahid, Stadion Utama Riau yang terletak di Kompleks Universitas Riau selama ini belum memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), bahkan cenderung menjadi beban pengeluaran rutin.
“Saya sudah berpikir untuk menjual Stadion Utama. Beberapa kali sudah saya tawarkan ke investor, tapi memang belum ada yang berminat,” ujarnya, Jumat (2/5/2025).
Langkah ini, kata Wahid, merupakan bagian dari upaya memaksimalkan pemanfaatan aset agar tidak terus membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Meski belum ada investor yang tertarik, Pemprov Riau tetap membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga, termasuk skema pengelolaan bersama.
Baca Juga
“Kami sedang memikirkan aset mana saja yang bisa dimaksimalkan agar tidak jadi beban APBD. Untuk stadion utama, kami dorong bentuk kerja sama yang penting nilai asetnya tidak berkurang,” tambahnya.
Stadion Utama Riau merupakan salah satu stadion terbesar di Pulau Sumatra dengan kapasitas mencapai 43.000 penonton.
Dibangun untuk mendukung perhelatan PON XVIII pada 2012, stadion ini kini jarang digunakan dan menuntut biaya pemeliharaan yang cukup besar.
Gubernur menegaskan prioritas saat ini adalah menjaga kondisi dan nilai stadion sembari menanti pihak yang bersedia bermitra dalam pemanfaatan aset tersebut.
“Kita jaga dulu nilainya. Jangan sampai jadi aset yang terbengkalai dan menurun nilainya,” pungkas Wahid.
Lebih jauh, Pemprov Riau juga tengah menginventarisasi seluruh aset milik daerah untuk meninjau kembali potensi ekonominya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi fiskal sekaligus upaya mendorong pendapatan non-pajak di tengah keterbatasan anggaran.