Bisnis.com, BATAM - Pelaku usaha perhotelan di Kepulauan Riau (Kepri) mulai menggaet tamu dari sektor swasta untuk menaikkan tingkat okupansi.
Penyebabnya karena penurunan jumlah tamu imbas dari efisiensi anggaran pemerintah daerah dan BUMN.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepri Jimmy Ho mengatakan meski belum berdampak cukup besar, tapi penurunan tingkat okupansi mulai terasa.
"Penyebabnya karena penurunan acara-acara dari pemerintahan. Seperti yang diketahui, hal tersebut berpengaruh pada tingkat hunian," kata Jimmy di Batam, Selasa (22/4/2025).
Karena hal tersebut, para pelaku usaha perhotelan mulai mengubah mindset dengan lebih fokus untuk menggaet tamu dari sektor korporasi swasta, terutama dari dunia industri.
"Kami coba menggaet tamu dari swasta untuk menutupi kekosongan karena penurunan jumlah acara pemerintah," ungkapnya.
Jimmy tetap optimistis sektor perhotelan di Batam akan terus bertahan, karena banyaknya alternatif yang dimiliki Batam.
Menurut dia, dunia perhotelan di Batam tidak hanya mengandalkan tamu dari acara-acara pemerintah, tapi juga masih ada dari sektor swasta, wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan lokal.
"Letak Batam ini strategis dengan negara tetangga, sehingga jadi hub bagi turis luar negeri," pungkasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kepri pada Februari 2025 rata-rata 42,01% atau turun 5,11 poin dari TPK Januari 2025 yang tercatat sebesar 47,12%.
Sedangkan rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu lokal pada hotel berbintang di Kepri pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,82 hari atau turun 0,05 poin dibanding Januari 2025. (239)