Bisnis.com, PALEMBANG — Penggunaan sistem pembayaran paylater di Kota Palembang, Sumatra Selatan, menunjukkan tren yang positif meskipun masih menghadapi tantangan.
SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan bahwa jumlah pengguna layanan Kredivo di Kota Pempek pada 2024 tercatat meningkat sebesar 25,59% dibanding 2022.
Menurutnya, pengguna tidak hanya menggunakan Kredivo sebagai akses pembiayaan yang mudah, tetapi juga untuk kebutuhan harian dan pengelolaan cash flow.
Hal itu, kata dia, menjadi dasar perseroan untuk memperluas layanan dan menyediakan limit mencapai Rp50 juta dengan tenor cicilan hingga 24 bulan.
“Ini menegaskan pasar daerah bukan sekadar target ekspansi tetapi juga berpotensi besar sebagai penggerak ekonomi digital,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).
Indina mengatakan, pengguna Kredivo dari kota-kota tier 2 dan 3 telah menyumbang 53,6% dari total pengguna pada tahun 2023.
Baca Juga
Namun, di sisi lain tantangan yang dihadapi pihaknya sebagai pemberi layanan di bidang fintech yakni miskonsepsi yang menyamakan paylater dengan pinjaman daring atau bahkan pinjol ilegal.
Hal itu, kata dia, menjadi salah satu yang krusial, karena minimnya pemahaman termasuk soal hak dan kewajiban pengguna kerap berujung pada keterlambatan bayar, skor SLIK yang buruk, hingga risiko terjebak pinjol ilegal.
“Padahal jika digunakan dengan baik, paylater ini bisa menjadi alat bantu keuangan yang mendukung cashflow, menjaga daya beli, dan membangun riwayat kredit formal,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya turut berupaya mendorong peningkatan literasi keuangan digital yang merata dengan berbagai inisiatif.
“Sehingga diharapkan tidak hanya mengedukasi para pengguna layanan tetapi juga memperkuat fondasi industri keuangan digital yang sehat,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital CELIOS Nailul Huda mengungkapkan pertumbuhan paylater di daerah menunjukkan bahwa masyarakat semakin mencari solusi keuangan yang relevan dengan kebutuhan.
Dia memandang, hal itu menjadi sinyal positif bahwa gap layanan keuangan formal mulai terisi.
“Tapi tetap, pertumbuhan [paylater] harus dijaga arahnya,” kata dia.
Nailul juga menekankan salah presepsi soal paylater, risiko gagal bayar, serta pencatatan negatif di SLIK merupakan dampak serius yang perlu diantisipasi.
“Kehadiran paylater harus diiringi dengan sikap bijak agar tidak merugikan diri sendiri,” pungkasnya.