Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Karhutla, Pemprov Riau Ajukan Bantuan Helikopter dan OMC ke BNPB

Pemprov Riau mengajukan permintaan bantuan kepada BNPB, menyusul penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga November 2025.
Foto udara asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023). Lahan gambut tersebut terbakar sejak Kamis (31/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Foto udara asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023). Lahan gambut tersebut terbakar sejak Kamis (31/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengajukan permintaan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyusul penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga November 2025. 

Bantuan yang diminta meliputi helikopter untuk water bombing dan patroli udara, serta dukungan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mencegah dan menanggulangi karhutla.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Provinsi Riau M. Edy Afrizal mengungkapkan langkah ini merupakan respons proaktif terhadap potensi meningkatnya risiko karhutla. 

"Status siaga darurat karhutla sudah kita tetapkan. Saat ini, kami tengah mempersiapkan surat usulan permintaan bantuan helikopter water bombing dan patroli udara kepada BNPB. Insya Allah, surat tersebut akan kita kirimkan pekan ini," ujarnya, Kamis (10/4/2025).

Pada usulan tersebut Pemprov Riau meminta bantuan sebanyak delapan unit helikopter, dengan rincian enam unit untuk operasi water bombing guna memadamkan titik api dan dua unit untuk patroli udara demi deteksi dini potensi kebakaran. 

"Jumlah helikopter yang akan dibantu oleh BNPB tentu akan disesuaikan dengan ketersediaan dan prioritas pusat. Namun, ini adalah langkah antisipasi kami, mengingat prediksi BMKG bahwa Riau akan memasuki musim panas pada Mei hingga Juni," jelasnya.

Edy menambahkan selain helikopter, Pemprov Riau juga mengusulkan bantuan OMC kepada BNPB dan BMKG pusat. OMC dianggap krusial sebagai upaya pencegahan dini agar kebakaran tidak meluas.

"Dengan OMC, kami berharap ketika curah hujan menurun dan memasuki musim kemarau, namun kondisi awan masih memungkinkan penyemaian, langkah ini bisa segera dilakukan untuk mencegah Karhutla," terangnya. 

Prediksi BMKG yang menunjukkan percepatan musim kemarau menjadi dasar urgensi pengajuan bantuan ini. Edy menegaskan bahwa koordinasi dengan pihak pusat terus ditingkatkan untuk memastikan kesiapsiagaan optimal. 

"Kami tidak ingin Karhutla tahun ini menjadi bencana yang sulit dikendalikan. Dukungan helikopter dan OMC akan sangat membantu dalam penanganan cepat dan pencegahan," tambahnya.

Langkah proaktif Pemprov Riau ini mencerminkan komitmen serius dalam menghadapi ancaman Karhutla 2025. Dengan melibatkan berbagai upaya terkoordinasi bersama BNPB dan BMKG, diharapkan risiko kebakaran hutan dan lahan dapat diminimalkan, melindungi masyarakat serta ekosistem Riau dari dampak yang lebih luas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper