Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asa Kopi Sumbar, Kualitas Bagus dan Menanti Adanya Hilirisasi

Salah satu bukti bahwa kopi Sumbar memiliki kualitas yang bagus, hampir setiap tahunnya kopi Sumbar diekspor ke berbagai negara.
Petani memanen kopi di kebun Sikayan Balumuik, Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (25/1/2023). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Petani memanen kopi di kebun Sikayan Balumuik, Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (25/1/2023). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Hamparan perkebunan kopi di Provinsi Sumatra Barat yang tersebar di sebagian besar daerah menyimpan cita rasa kopi yang terbaik dan hal ini membuat investor tertarik untuk memiliki kopi yang ada di Ranah Minang.

Salah satu bukti bahwa kopi Sumbar memiliki kualitas yang bagus, hampir setiap tahunnya kopi Sumbar diekspor ke berbagai negara. Bahkan baru-baru ini pengusaha asal Irlandia telah datang ke Padang terkait keinginannya untuk membeli kopi Sumbar.

Menurut penjelasan Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan perkebunan kopi di Sumbar bisa disebut secara luas maupun produksi belum begitu besar, tapi secara nasional, Sumbar berada rata-rata 10 besar penghasil kopi terbanyak di Indonesia.

“Sekarang ini kalau bicara kopi itu, sudah banyak yang suka kopi. Makanya banyak bermunculan usaha coffee shop itu. Kemudian dari produksi yang kita miliki saat ini, juga masih bisa bisa melakukan ekspor dengan tujuan ke berbagai negara, baik itu di Asia maupun Eropa,” katanya, Kamis (6/3/2025).

Dia menyebutkan salah satu produk kopi yang populer di Sumbar yakni Kopi Solok Radjo, untuk memenuhi kebutuhan memproduksi kopi itu, Solok Radjo tidak hanya mengolah kopi yang ada di Sumbar, tapi juga turut membeli kopi yang ada di Provinsi Jambi.

Artinya dalam kondisi ini, Sumbar memiliki potensi yang besar pengelolaan kopinya, dan hal ini dikarenakan cita rasanya kopi yang baik. Mulai dari yang kopi robusta maupun yang untuk kopi arabika.

“Jenis kopi yang banyak diproduksi di Sumbar ini robusta 10.216 ton dan untuk arabika 2.564 ton,” ujarnya.

Ferdinal merinci untuk jumlah produksi kopi di Sumbar sepanjang tahun 2024 itu sebanyak 12.781 ton, yang tersebar di sebagian besar daerah di Sumbar, dan daerah yang tidak ada perkebunan kopi di Sumbar itu yakni di Mentawai dan Kota Pariaman. 

Daerah yang paling tinggi produksinya di Kabupaten Solok Selatan 3.478 ton per tahun, dan disusul oleh Kabupaten Pesisir Selatan 2.524 ton per tahun. Produksi yang masih sedikit itu di Kota Padang Panjang 5,77 ton per tahun.

Kemudian untuk luas lahan kopi ini totalnya 24.076 hektare pada tahun 2024, dengan lahan terluas berada di  Kabupaten Solok 5.060 hektare, kemudian di Kabupaten Solok Selatan 4.583 hektare, serta di Kabupaten Pesisir Selatan 2.054 hektare.

“Tahun 2024 itu bertambah luas lahan kopinya, karena tahun 2023 itu luas lahan 23.767 hektare,” jelasnya.

Sementara mengutip dari data Badan Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumbar, ekspor kopi Sumbar yang dalam bentuk biji pada tahun 2024, sebanyak 390.198 kg, yang dikirim ke Negara Malaysia, Amerika Serikat, Mesir, Korea Selatan, Singapura, Belanda, Uni Emirat Arab, dengan nilai ekspor tercatat sebesar Rp27,6 miliar.

Tawarkan Hilirisasi Kopi ke Investor

Belum lama ini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar telah menyambut kunjungan pengusaha asal Irlandia terkait minat untuk membeli komunitas kopi.

Wakil Ketua Kadin Sumbar Popi Mailani mengatakan pengusaha yang datang itu merupakan kelompok para pengusaha yang memiliki perkumpulan sama seperti Kadin di Indonesia. Alasan mereka datang ke Padang, karena tertarik dengan komoditas kopi yang ada di Sumbar.

"Dari pertemuan kami itu, banyak membahas soal komoditas kopi. Awalnya mereka tertarik untuk membeli kopi dalam bentuk green bean. Tapi dia tidak menyebutkan kebutuhan berapa, lalu kami menawarkan dalam bentuk investasi," katanya.

Dia menjelaskan investasi yang ditawarkan ke pengusaha Irlandia itu, soal hulu dan hilir kopi yakni memiliki sebuah pabrik kopi. Karena, memang kopi di Sumbar ini potensial untuk bisa diekspor, tapi sebenarnya akan memiliki peluang besar secara bisnis itu, ada investasi pengembangan kopi.

"Kami tawarkan, agar dimulai dengan membuka sebuah kawasan perkebunan kopi di suatu wilayah Sumbar, hingga ke hilirisasi nya. Artinya, ada produk. Setelah itu, baru bicara soal pemasaran," jelasnya.

Namun dari pertemuan awal itu, lanjut Popi, dari pihak pengusaha Irlandia tersebut, belum memberikan respon atau ada bahasa yang menyatakan berminat untuk menindaklanjuti tawaran dimaksud.

Oleh karena itu, dia berharap ada pertemuan lebih lanjut dengan pengusaha Irlandia itu. Seandainya ada kabar baik, sehingga dari Kadin Sumbar akan siap memfasilitasi rencana investasi tersebut.

"Jika rencana itu terlaksana, maka akan memberikan dampak yang positif bagi daerah. Terutama di sektor perkebunan kopi," ungkapnya.

Bicara soal komoditas kopi, jika dilihat dari sisi ekspor, posisi nilai ekspor berada di peringkat ke-6, dan yang pertama dipegang oleh komoditas CPO hingga lanjut ke komoditas karet. 

Artinya, bila investasi Irlandia terlaksana di Sumbar, diharapkan komoditas kopi bisa menjadi peranan yang besar terhadap nilai ekspor Sumbar.

"Di satu sisi jika pabrik kopi di Sumbar, akan memberikan dampak terhadap perekonomian maupun pendapatan daerah," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper