Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyakita di Medan Bertahan Tinggi, Begini Dugaan KPPU Sumut

Ada dua indikasi yang membuat harga jual Minyakita di tingkat pedagang di sejumlah pasar tradisional di Medan masih melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Pedagang menata Minyakita di Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman
Pedagang menata Minyakita di Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, MEDAN - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah (Kanwil) I Ridho Pamungkas mengatakan ada dua indikasi yang membuat harga jual Minyakita di tingkat pedagang di sejumlah pasar tradisional di Medan masih melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Temuan Bisnis di Pasar Pringgan Medan hari ini, Jumat (28/2/2025), sejumlah pedagang masih menjual Minyakita seharga Rp18.000 per liter, cukup tinggi di atas HET yang ditetapkan Rp15.700 per liter. Harga ini telah berlaku sejak akhir tahun.

Sedangkan, dalam sidak ke tiga pasar lain yang diinisiasi Polda Sumut kemarin, ditemukan harga Minyakita telah turun ke level Rp16.000 per liter. Namun harga tersebut tidak berlaku di setiap pasar.

"Ada dua dugaan kami terkait hal ini. Pertama, berhubungan dengan telah ditiadakannya HET minyak curah. Kedua, bisa jadi karena produksi Minyakita sedang terbatas," kata Ridho, Jumat (28/2/2025).

Dijelaskan Ridho, kebijakan pemerintah yang merevisi aturan tentang HET minyak goreng pertengahan tahun lalu membuat pembentukan harga minyak goreng curah dilepas ke mekanisme pasar. HET minyak goreng curah sebelumnya ditetapkan Rp14.000 liter atau Rp15.500 per kg.

Imbas kebijakan tersebut, harga minyak goreng curah terus naik hingga kini mencapai Rp20.000 per kg di tingkat pedagang.

Meski HET Minyakita ikut disesuaikan naik menjadi Rp15.700 per liter, harga itu selisih cukup jauh di bawah harga minyak goreng curah yang telah terbentuk di pasar.

Ridho menduga ada praktik yang dilakukan pengecer atau grosir untuk meraup keuntungan, yakni dengan cara mengubah Minyakita menjadi minyak goreng curah.

"Indikasinya, ada permainan di pasar. Bisa jadi di level pengecer atau grosir yang 'mencurahkan' Minyakita karena harga minyak curah lebih mahal," ujarnya.

Ridho mengatakan praktik menjual Minyakita sebagai minyak curah untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi ini berdampak pada terbatasnya stok. 

Di sisi lain, ada potensi permintaan Minyakita meningkat lantaran konsumen minyak goreng curah beralih ke Minyakita yang harganya lebih terjangkau. Peningkatan permintaan yang tidak disokong oleh ketersediaan pasokan berdampak pada harga jual produk jadi tinggi.

Adapun indikasi kedua, lanjut Ridho, kemungkinan ada beberapa distributor menjual Minyakita di atas HET lantaran produksinya yang bergantung pada kuota ekspor (kebijakan domestic market obligation/ DMO) masih terbatas.

Namun menurutnya, berdasarkan hitungan DMO atau kewajiban pemenuhan stok minyak goreng dalam negeri oleh perusahaan pengekspor, produksi Minyakita telah mencukupi.

Dia juga menyinggung panjangnya rantai pasok yang turut berperan membuat harga jual Minyakita menjadi tinggi. Kebanyakan pedagang disebutnya tak mengambil Minyakita dari distributor, namun dari grosir sehingga tak mungkin menjual sesuai HET.

“Ini yang masih jadi penelusuran kami. Bisa jadi nanti kami sidak lagi, ke hulu (produsen/ distributor) di samping memanggil para produsen Minyakita,” tambahnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper