Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Karet Sumsel Masih Lesu, Tahun 2024 Mencapai 740.624 Ton

Saat ini, harga karet di pasar internasional dipatok sekitar US$1,9 per kilogram atau sudah lebih tinggi dibanding sebelumnya yang hanya US$1,3 per kilogram.
Kebun karet di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. /Bisnis-Husnul
Kebun karet di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. /Bisnis-Husnul

Bisnis.com, PALEMBANG – Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Selatan menyebut total ekspor karet sepanjang tahun 2024 mencapai 740.624 ton. Berdasarkan catatan Bisnis, jumlah ini mengalami penurunan sekitar 38.009 ton dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 778.633 ton.

Ketua Gapkindo Sumsel Alex K Eddy mengatakan banyaknya ekspor yang dilakukan erat kaitannya dengan jumlah produksi karet dari para petani itu sendiri. 

Menurutnya, rata-rata tanaman karet di Sumsel sudah berusia 10 sampai 15 tahun, sehingga produktivitas yang dihasilkan menjadi lebih rendah. 

Oleh karena itu, dia berharap, pemerintah dapat membantu melakukan replanting tanaman karet agar dapat mendongkrak kembali ekspor karet Sumsel. 

“Pemerintah juga harus memikirkan bagaimana cara menyembuhkan penyakit tanaman karet, seperti pengobatan penyakit daun dan akar putih,” ujarnya, dikutip Jumat (14/2/2025). 

Alex menambahkan, harga karet memang masih mengalami perubahan yang tidak tentu (fluktuatif) sepanjang tahun lalu.

Saat ini, harga karet di pasar internasional dipatok sekitar US$1,9 per kilogram atau sudah lebih tinggi dibanding sebelumnya yang hanya US$1,3 per kilogram.

Namun, Alex mengimbau masyarakat agar tetap merawat kebun karet yang dimiliki dan tidak mengganti dengan tanaman lain. 

“Harapannya tentu ini (harga tinggi) dapat terus bertahan, supaya para petani lebih bersemangat merawat kebunnya,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, kendati penjualan ke pasar internasional sedikit menurun pada 2024, ekspor karet di Sumsel pada tahun ini diperkirakan masih menyentuh angka 800.000 ton atau lebih. 

“Atau setidaknya sama dengan jumlah ekspor 2024, mengingat sampai saat ini belum ada lahan baru maupun kegiatan replanting,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper