Bisnis.com, MEDAN – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara memperkirakan pasokan karet alam kawasan ini di awal tahun 2025 masih sulit untuk meningkat. Pasalnya, saat ini Sumut tengah mengalami transisi musim dari musim hujan ke musim kemarau yang akan berpengaruh pada penurunan produksi.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan, penurunan produksi diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan karena kebun karet memasuki fase gugur daun secara alami.
“Dalam beberapa bulan mendatang, produksi [karet] lokal cenderung menurun, yang berpotensi mengurangi jumlah pasokan karet alam,” kata Edy, Rabu (8/1/2025).
Di sisi lain, lanjutnya, produksi kebun karet rakyat mulai bergairah. Peningkatan harga karet di pasar global beberapa bulan terakhir seiring melonjaknya permintaan bahan baku telah mendorong petani untuk kembali menyadap pohon karet mereka yang sebelumnya tak terawat akibat harga yang anjlok.
Diketahui, rata-rata harga karet alam SICOM-TSR20 pada Desember 2024 sebesar 197,24 sen AS per kilogram, tercatat lebih tinggi dibanding rata-rata harga pada November yang sebesar 191,11 sen AS per kg. Namun, lebih rendah jika dibandingkan rata-rata harga pada Oktober yang mencapai 199,63 sen AS per kg.
Kenaikan harga karet alam di pasar global itu dirasakan petani karet lokal. Gabungan Kelompok Tani Karet Mbuah Page di Deli Serdang, misalnya, bahkan sempat menjual bahan olah karet (bokar) dengan harga Rp15.500 per kilogram dalam lelang Oktober lalu. Harga itu tercatat jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya yang kerap berada di bawah Rp10.000 per kilogram.
Baca Juga
Meski di awal Januari 2025 harga karet di bursa berjangka terpantau kembali turun cukup signifikan hingga menjadi sekitar 184 sen AS per kg pada harga closing tanggal 8 Januari 2025.
Edy berharap perbaikan produksi kebun karet rakyat memberi dorongan bagi peningkatan produksi dalam jangka panjang. Dia juga mengingatkan ketergantungan pasar global karet alam kepada faktor-faktor eksternal seperti cuaca dan fluktuasi harga komoditas.
“Pemerintah dan pelaku industri perlu terus berupaya untuk memitigasi tantangan yang ada sembari memaksimalkan potensi pasar ekspor yang luas,” pungkasnya.
Sebelumnya, kinerja ekspor karet alam Sumut pada desember 2024 menunjukkan sedikit perbaikan di tengah tantangan cuaca dan fluktuasi harga. Volume ekspor karet Sumut periode itu tercatat sebesar 23.467 ton, naik sekitar 10,91% jika dibanding volume ekspor bulan November yang sebesar 21.162 ton. Sedangkan secara tahunan, jika dibanding Desember 2023, mengalami penurunan sedikit dari 23.668 ton.
Gapkindo Sumut menyebutkan kenaikan volume ekspor karet Sumut periode Desember 2024 dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dari pabrik ban yang aktif membeli untuk stok musim libur di Januari, meskipun kondisi pasar global masih diwarnai fluktuasi harga. (K68)